Pernahkah Anda atau saudara, teman, kenalan Anda mengeluh atau merasa bahwa “mengapa saya yang harus…”. Hampir semua orang pernah mengalami hal seperti ini. Kondisi ini adalah kondisi mental seseorang yang merasa bahwa HANYA dia yang mengalami hal tersebut, tanpa pernah berpikir bahwa orang lain mungkin pernah berada di suatu titik yang lebih parah dari dirinya. Dalam artikel ini, saya akan membahas bagaimana bisa mengelola mental diri dimulai dari sadar diri dan kemudian bertindak.

Salah satu kondisi yang dialami adalah saat Lebaran yang baru saja berlalu, dimana biasanya  memiliki ART dan saat Lebaran akan pulang ke kampung halaman, sehingga beban pekerjaan rumah tangga bagi yang terbiasa memiliki ART harus dikerjakan sendiri atau berbagi bersama anggota keluarga. Fenomena ini kemungkinan lebih banyak terjadi di kota-kota besar, terutama di ibu kota Jakarta. Kondisi lalu lintas harus memaksa para karyawan untuk memulai aktivitas di luar rumah pada pagi buta dan kembali ke rumah pada larut malam. Kemudian bagaimana kita mengatur kondisi rumah yang sedang ditinggal mudik oleh ART. Cerita yang sangat lazim terjadi kala Lebaran, terutama apabila masih memiliki anak-anak di usia yang masih memerlukan pengawasan dan harus berbagi peran dengan pasangan, orang tua atau anggota keluarga lainnya.

Kondisi di atas terkadang memaksa kita harus mengubah prioritas dan cara kerja. Ada satu hal yang sering saya temukan saat berdiskusi bersama beberapa rekan (dan tentunya terkadang saya alami sendiri), bahwa kondisi ini menimbulkan rasa lelah dan frustasi. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri seseorang saat ini terjadi? Perubahan yang dipaksakan terjadi, akan membuat seseorang mengalami fase shock, denial (menolak secara mental), depresi dan kemudian menjadi acceptance (menerima). Ini sesuai dengan diagram dalam diagram Kubler-Ross. Kondisi shock dan frustasi biasanya terjadi di saat awal-awal ART mudik, karena menyadari banyak tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas yang dilaksanakan ini untuk memastikan kondisi akan tetap sama seperti saat ada ART, rumah bersih dan rapi, makanan tersedia di atas meja, dan lain-lain. Kondisi ini lah yang akhirnya membuat seseorang frustasi karena waktu yang tersedia tidak sebanyak yang diinginkan, karena tugas dari pekerjaan juga masih ada yang menjadi kewajiban dan menyita waktu. Apalagi kalau pasangan tidak bisa membantu karena harus mengerjakan tugas atau harus dinas keluar kota.

Hal yang sama sering terjadi juga saat di dunia kerja. Terkadang kita memiliki tambahan pekerjaan yang harus dikerjakan. Dan bagi beberapa orang merasa “Mengapa harus saya yang mengerjakan pekerjaan ini, padahal saya udah banyak pekerjaannya”. Akhirnya seseorang jadi merasa frustasi dan mengerjakan pekerjaan tidak sepenuh hati, yang sebetulnya ini membuat kondisi mental menjadi lebih Lelah lagi. Kelihatannya kondisi-kondisi diatas tidak berarti tetap pada suatu titik, ini akan membuat seseorang merasa burn out. Bagaimana sebenarnya seseorang bisa mengatasi hal ini?

Yang harus di lakukan adalah SADARI DIRI dahulu:

Sadari WAKTU yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas

Sering sekali seseorang merasa frustasi karena mengerjakan pekerjaan tertentu ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama. Salah satu contoh yang dialami oleh saya adalah, karena saya penggemar tanaman, maka tugas menyiram tanaman akan membutuhkan waktu cukup lama, untuk memastikan tanaman-tanaman saya tetap memilliki asupan air yang cukup, terutama saat cuaca panas. Waktu yang saya butuhkan untuk menyiram tanaman adalah 1 jam sehingga saya harus menyisihkan waktu minimal 1 jam untuk menyiram tanaman. Kalau dalam dunia professional, saya menyadari bahwa saya butuh waktu lebih lama untuk mempersiapkan materi training, sehingga saya harus menyisihkan waktu minimal ½ hari untuk bisa mempersiapkan materi training yang berkualitas.

Sadari KEMAMPUAN yang dimiliki

Kemampuan yang dimiliki adalah kemampuan untuk mengelola tugas-tugas yang hadir. Pastinya tugas yang diberikan atau harus dikerjakan, adalah satu hal yang dikuasai oleh seseorang, tetapi yang harus disadari tingkat kemampuan seseorang berbeda-beda saat mengerjakan tugas-tugas tersebut. Dan ini berhubungan dengan waktu yang akan dihabiskan. Dari contoh mempersiapkan materi training diatas, ada beberapa materi training yang harus saya pastikan untuk bisa berlatih terutama kalau materi ini adalah sesuatu yang baru saya kuasai. Maka waktu untuk berlatih menjadi sesuatu yang harus saya persiapkan. Kembali lagi kemampuan dan waktu menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

Sadari apa PRIORITAS diri sendiri

Bagi setiap orang tingkat prioritas berbeda-beda, jadi silahkan tentukan tingkat prioritas diri. Apabila seseorang sudah menentukan tingkat prioritas, maka akan lebih mudah secara mental untuk menerima kondisi apapun. Dan tentunya jadi bisa lebih fokus ke tugas mana yang akan menggunakan waktu yang dimiliki. Contoh dari cerita mengenai menyiram tanaman di atas. Apabila waktu yang saya miliki ternyata tidak sampai 1 jam maka saya langsung membuat prioritas tanaman mana saja yang harus saya siram supaya tidak layu, dan di hari berikutnya saya baru menyiram tanaman secara keseluruhan.

Apabila seseorang sudah menyadari ketiga hal diatas, maka akan lebih mudah untuk menerima bahwa terkadang ada beberapa hal yang tidak ideal di dalam hidup ini, dan harus dikelola mana yang akan menjadi prioritas bagi diri. Bagi diri saya yang menggemari dunia home décor, terkadang menyulitkan untuk melihat barang-barang tidak pada tempat yang seharusnya. Tetapi saya juga harus menyadari kemampuan dan waktu yang saya milliki saat ART tidak di rumah, sehingga saya berdamai dengan diri sendiri, untuk menerima dan berpikir prioritas apa yang paling penting ada di dalam diri saya. Dan prioritas yang saya tetapkan dalam hati adalah, rumah bersih dan rapi, walaupun barang tertentu harus berada tidak pada tempatnya. Dengan kondisi seperti ini buat saya, saya lebih mudah untuk mengelola mental saya dan tidak frustasi menghadapi perubahan saat ART mudik.

Dalam dunia pekerjaan, sejak masih di korporasi sampai sekarang menjalani profesi sebagai seorang Freelancer, saya selalu memastikan bahwa yang penting bagi saya adalah saya tidak menyia-nyiakan waktu yang ada untuk mengerjakan tugas-tugas yang bukan tugas inti. Hal ini akan memudahkan saya untuk dapat fokus pada pekerjaan yang lebih memberikan dampak kepada performa kerja dan bisnis saya. Pekerjaan-pekerjaan yang saya dapat delegasikan kepada orang yang lebih kompeten atau mempunyai waktu mengerjakannya, saya gunakan sumber daya orang lain.

Trik menggunakan sumber daya orang lain ini adalah sesuatu yang harus dilatih, karena terkadang bagi seseorang, apalagi bagi seorang yang perfeksionis tidak mudah untuk dibagikan. Ada rasa khawatir tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Tips untuk dapat menggunakan sumber daya orang lain adalah:

  • Tetapkan STANDARD yang diinginkan
  • Tetapkan CARA KERJA yang sesuai dengan yang diinginkan
  • Lakukan MONITOR dan EVALUASI untuk memastikan kualitas pekerjaan terjaga

Dengan kondisi-kondisi diatas maka akan lebih mudah bagi seseorang untuk berdamai pada tugas-tugas yang hadir di hadapan Anda tanpa Anda harus mengeluh dan merasa frustasi terutama saat mendapatkan tugas tambahan.