Dalam mendampingi para pebisnis, sering sekali terlontar “MULAI AJA DULU”, semboyan yang cukup terkenal. Semboyan yang baik karena keberanian untuk memulai terutama untuk pebisnis sangat diperlukan. Tetapi sejalan dengan waktu maka bagaimana pengetahuan perlu dibangun menjadi salah satu hal penting untuk membuat bisnis menjadi berkembang. Hal ini saya rasakan saat saya membawakan sesi-sesi mengenai pengembangan bisnis bagi para pebisnis pemula.

Begitu juga saat melakukan sesi coaching bagi para fresh graduate yang baru saja mendapatkan pekerjaan. Terkadang yang terbayang oleh mereka hanyalah mengerjakan pekerjaan cukup menggunakan kemampuan teknis yang didapatkan dari bangku sekolah, tanpa perlu menggunakan kemampuan lain, sehingga fokusnya hanya kepada bagaimana mengerjakan pekerjaan secara teknis. Saya ingat beberapa tahun lalu, ada beberapa orang fresh graduate yang baru saja bergabung dengan perusahaan tempat saya bekerja, dan mereka bercerita kepada saya, bahwa mereka tidak menyangka bahwa dalam dunia kerja yang dibutuhkan bukan hanya kemampuan teknis. Dalam bayangan mereka, saat mereka bekerja nantinya buku-buku kuliah harus tersedia di meja kerja supaya mereka bisa melakukan pekerjaannya. Dan ternyata bukan itu yang dibutuhkan, walaupun mereka bekerja sesuai dengan disiplin ilmu kuliah mereka. Terbayang oleh saya bagaimana orang-orang yang bekerja dan berbeda dengan disiplin ilmu mereka.

Dalam beberapa sesi saya sering menjelaskan bahwa kehidupan manusia mempunyai beberapa fase. Saat belum sekolah, maka seorang manusia berada pada tahap “belajar dasar kehidupan” (makan, minum dan lain-lain), sementara saat sekolah manusia “belajar bekal memasuki kehidupan”. Sementara tahap “belajar kehidupan” akan didapatkan saat seseorang sudah menyelesaikan pendidikan formal nya, karena saat itulah fase ini dimulai dan kemungkinan tidak ada ujungnya karena sering menjadi fase seumur hidup. Fase-fase ini saya dapatkan dari pengalaman pribadi dan tentunya saat mendampingi para klien. Ada beberapa orang yang merasa shock dan tidak siap untuk menghadapi kehidupan setelah bangku sekolah, karena merasa apa yang dihadapi berbeda dengan apa yang dibayangkan atau dihadapi.

Dalam dunia kerja saya sebagai seorang HR professional, beberapa kali mendapati bahwa kondisi seperti ini sering membuat komunikasi tidak berjalan dengan baik dalam organisasi. Para karyawan junior menganggap bahwa karyawan yang senior tidak terbuka pikirannya dan hanya berpikir tentang masa lalu, sementara dunia sudah berubah. Sementara para karyawan senior menganggap bahwa para karyawan junior yang notabene pengalamannya tidak sebanyak karyawan senior bersikap sok tahu dan tidak sopan. Kondisi yang apabila dibiarkan terus menerus menjadikan kondisi lingkungan kerja kurang kondusif.

Sebenarnya semua ini berujung kepada proses “kerja butuh ilmu”, dengan ilmu yang berbeda-beda dan tanpa memperhatikan usia, level ataupun pendidikan. Kembali lagi, bahwa saat seseorang selesai dari dunia sekolah formal dan memasuki dunia kerja, itulah saat seseorang belajar kehidupan yang sering sekali didapatkan karena pengalaman. Seorang teknisi senior akan mudah menemui masalah dalam mesin yang ditangani hanya dari mendengar suaranya, dan itu didapatkan bukan dari buku atau bangku sekolah tetapi karena dari pengalamannya menangani mesin tersebut. Sebaliknya sang teknisi mempelajari penanganan mesin yang masih menggunakan metode manual sementara saat ini sudah banyak mesin yang dijalankan otomatis dan menggunakan computer. Untuk mendapatkan ilmunya maka para asisten teknisi yang junior dan mempelajari mengenai mesin di era ini akan memberikan tambahan pengetahuan kepada sang teknisi. Artinya kedua belah pihak bisa saling mengisi ilmu pihak lain.

Tips-tips untuk saling mengisi ilmu ini sering saya berikan saat sesi-sesi webinar maupun training, yaitu update pengetahuan dan perluas networking. Kedua hal yang akan memberikan tambahan ilmu dalam melakukan pekerjaan. Bahkan pengetahuan dan networking dari jenis pekerjaan yang diluar dari pekerjaan yang dikerjakan oleh seseorang akan membuat seseorang melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda. Pengalaman ini saya dapatkan saat saya bekerja di korporasi dan dipindah tugaskan dari satu divisi ke divisi lain saat saya menjabat sebagai sekretaris dan admin. Saya jadi bisa memandang satu pekerjaan dari sudut pandang berbeda. Dan itu membantu saya saat saya terjun ke dunia HR dan harus berdiskusi dengan karyawan di divisi yang berbeda-beda.

Dibawah ini adalah cara untuk bisa update pengetahuan dan perluas networking, karena terkadang seseorang juga harus dapat memilih ilmu yang ingin dipelajari tanpa harus memenuhi kepalanya dengan hal-hal yang lebih membingungkan.

TENTUKAN GOAL

Bagi saya penentuan goal saat saya ingin update pengetahuan dan perluas networking menjadi sangat penting, karena dengan goal ini membuat saya juga jadi lebih fokus dan tahu apa yang ingin saya dapatkan. Salah satu cara saya untuk update pengetahuan adalah membeli buku atau mengikuti pelatihan, dan ini membuat saya jadi selektif untuk memiih jenis buku atau pelatihan.

Ada beberapa pelatihan yang memerlukan biaya yang tidak sedikit terutama apabila untuk mempelajari satu keahlian, tetapi bagi saya pelatihan adalah bentuk investasi sehingga yang akan saya ukur bukan dari pelatihan mana yang paling murah atau mahal, tetapi mana yang paling berdampak kepada goal saya. Saya tidak akan memilih pelatihan murah hanya karena memikirkan bahwa ilmu yang akan didapatkan sama saja, karena pastinya “ada harga ada barang“. Tetapi sebaliknya saya juga tidak sekedar memilih pelatihan mahal, tetapi saya akan membaca semua silabus sehingga mengerti apa yang akan didapatkan dalam pelatihan tersebut. Apabila saya merasa bahwa pelatihan ini tidak sesuai dengan goal saya, maka saya tidak akan memilih pelatihan tersebut. Dan dalam pelatihan ini selain ilmu, maka saya mendapatkan networking dan dari pertanyaan-pertanyaan, atau cerita-cerita peserta, sehingga saya jadi mendapatkan sudut pandang berbeda.

Begitu juga saat memilih buku, saya tidak akan memilih hanya sekedar buku murah atau mahal, tetapi akan saya lihat synopsis, dan mencoba melihat review dari para pecinta buku, mengenai buku tersebut, sebelum saya akhirnya membelinya.

SADARI KEKURANGAN

Saat ingin mempelajari sesuatu, selain goal, lakukanlah refleksi apa yang menjadi kekurangan dan ingin kita dapatkan dari update pengetahuan atau networking ini. Saya cukup beruntung karena pernah bergerak di beberapa divisi sehingga mempunyai sedikit pengetahuan hampir di semua bidang, tetapi saya sadar bahwa dunia marketing menjadi sesuatu yang harus saya pelajari lebih dalam, terutama karena sekarang dunia marketing bukan hanya konvensional tetapi sudah berkembang menjadi digital. Dan saat saya memulai profesi sebagai freelancer, hal inilah yang mulai jadi area yang saya pelajari lebih dalam, baik melalui buku, pelatihan dan networking. Dan ini membantu saya juga dalam membangun bisnis saat ini. Dan saya tidak malu untuk bertanya kepada para klien saya yang berusia junior untuk belajar lebih jauh, dan mereka semua tidak segan untuk berbagi ilmu kepada saya, karena mereka melihat bahwa intensi saya adalah belajar.

BERBAGI ILMU

Pernah mendengar kata-kata “Berbagi Ilmu akan Menambah Ilmu”? Saya percaya dengan kata-kata ini, karena sepanjang hidup saya, ini adalah hal yang saya lakukan. Dan itu membuat saya memutuskan untuk terjun ke dunia pelatihan dengan menjadi Trainer dan juga yang mendasari saya untuk menjadi seorang konsultan. Bagaimana bisa berbagi ilmu jadi menambah ilmu? Karena saat Anda berbagi ilmu maka Anda kemudian akan menemukan bahwa ada ilmu atau pengetahuan dari orang lain yang ternyata Anda belum pernah mendengar atau melihatnya. Dari sesi-sesi saya, saya jadi lebih mengetahui apa yang menjadi pemikiran, perasaan dan kondisi seseorang, dan itu mendorong saya untuk mempelajari hal tersebut lebih jauh.

Ada juga yang bertanya, apakah tidak khawatir bahwa ilmu yang dibagikan bisa disalahgunakan dan akhirnya membuat persaingan bertambah? Bagi saya, satu ilmu bisa didapatkan oleh banyak orang, tetapi bagaimana seseorang mengolah dan kemudian membuat itu menjadi ilmu yang dibagikan tidak akan sama antara satu orang dengan orang lain. Cara penyampaian seseorang juga berbeda. Itulah sebabnya saya juga jadi hati-hati saat saya memilih jenis pelatihan seperti saya sebutkan di atas, karena yang ingin saya dapatkan dari seseorang saat pelatihan adalah ilmu yang sesuai dengan goal saya.

Saat seseorang bekerja, maka prosesnya harus terus menerus belajar dan update pengetahuan. Tidak ada orang yang sangat pintar dan lebih tahu dari semua orang di dunia ini, karena saya selalu percaya “DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT” soo mari terus belajar dari semua orang karena belajar akan terus menambah ilmu.

Dan apabila Anda bingung ilmu mana yang ingin diambil, Anda bisa berdiskusi dengan Career Coach Anda yang akan dapat membantu Anda untuk menentukan jenis ilmu mana yang diperlukan dengan menghubungi nomor di website ini.