Good Leadership!! Bad Leadership!!

Kata-kata yang cukup akrab di telinga terutama saat berbicara mengenai performa seseorang dan terutama apabila seseorang yang memiliki team yang dipimpinnya. Saat berbicara kata “leadership” biasanya yang terbersit sering adalah sosok seseorang yang memimpin di satu korporasi dan bukan yang lain.

Apa arti kata “Leadership”? Dari Oxford Dictionary, arti kata ini adalah “posisi mental atau posisi yang harus memainkan peran sebagai seorang pemimpin”. Artinya kata “leadership” disini bukan selalu berupa jabatan. Tetapi fokus kepada posisi mental atau peran yang dijalankan. Apabila seorang kepala rumah tangga sedang menjalankan peran dalam posisi sebagai seorang ayah atau ibu, walaupun dia tidak mempunyai jabatan structural di dalam perusahaan, maka posisi dia adalah sebagai seorang leader.

Jabatan seseorang bukan berarti menjadikan seseorang sebagai seorang pemimpin, terlebih lagi menjadi seorang leader atau pemimpin yang sukses. Seorang pada suatu jabatan sebagai pemimpin pasti ingin menjadi seorang leader yang dianggap sukses. Apa ukuran kesuksesan seorang leader? Banyak buku maupun artikel tersedia untuk melihat apa arti “success leadership”, dan di dalam artikel ini akan berfokus bagaimana kriteria dan tips-tips menjadi seorang leader yang dianggap sukses berdasarkan pengalaman penulis di dunia organisasi.

Seperti disebutkan diatas bahwa arti leader bukan hanya dari jabatan karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai jiwa leadership. Yang paling mudah adalah menjadi leader bagi diri sendiri dengan memimpin dirinya agar sukses mencapai tujuan dalam kehidupannya. Sebelum mampu melakukan proses leadership kepada orang lain maka seseorang perlu fokus kepada dirinya sendiri.

KRITERIA LEADERSHIP

Kriteria leadership yang sukses adalah:

  1. Mempunyai visi dan misi diri sendiri, team (apabila dimiliki) dan keluarga
  2. Mempunyai tujuan dalam kehidupannya
  3. Mempunyai strategi bagaimana bisa membuat diri sendiri dan orang lain menjalankan visi dan misi serta mencapai tujuan yang sudah di buat oleh diri nya
  4. Apabila mempunyai team, maka bisa membawa diri dan team menaiki jenjang berikutnya.
  5. Membawa diri dan team nya membuat dampak yang berguna bagi organisasi yang dijalani
  6. Membuat diri dan team untuk bergerak ke masa depan dan bukan hanya saat ini

Kalau dilihat dari kriteria diatas maka seorang leader harus memiliki tujuan dan berproses untuk masa depan dan bukan hanya masa kini saja. Salah satu contoh, saat menjadi leader dalam keluarga, maka yang menjadi tujuannya adalah bagaimana sang anak bisa menjadi pribadi yang bisa menghadapi dunia saat harus terjun ke dunia professional setelah selesai sekolah. Bukan hanya menyelesaikan pendidikan tetapi bagaimana terjun kedalam kehidupan yang sebenarnya.

Bagaimana seseorang bisa sukses menjalankan fungsi sebagai seorang leader? Yang harus dimiliki terlebih dahulu adalah apa sebenarnya tujuan dirinya sebagai pribadi dan leader. Karena saat dirinya bisa menentukan apa intensi dan tujuannya maka dia akan bisa berjalan menuju ke jalan situ. Contoh apabila ingin melakukan perjalanan dari Jakarta, kita harus menentukan dulu kota tujuannya baru kita bisa menentukan rute mana yang akan diambil.

PENENTUAN TUJUAN PERJALANAN

Yang dapat dilakukan untuk menentukan tujuan perjalanan adalah refleksi diri dengan alur GROW dibawah:

  • Goal “SAYA” dalam hidup ini. Buatlah spesifik mungkin dan bukan sesuatu yang menjadi kewajiban. Misal: “goal saya dalam hidup ini adalah bisa berbagi ilmu mengenai bagaimana bisa mencapai usia 70 dengan pola hidup sehat”
  • Resep “SAYA” untuk mencapai tujuan tersebut. Bertanya kepada diri sendiri, bagaimana saya bisa mencapai posisi tersebut? Siapa yang akan mendapat keuntungan saat saya berproses mencapai tujuan tersebut?
  • Objektif “SAYA” saat saya mencapai posisi atau usia tertentu? Harap sebutkan spesifik misal “saya ingin bisa menjadi seorang manager/leader di produksi yang dapat menghasilkan output produksi sebesar…”
  • Warisan apa yang ingin “SAYA” tinggalkan apabila saya sudah meninggalkan posisi atau team saya? Buatlah spesifik mungkin seperti “Saya ingin dapat membuat struktur proses yang dapat digunakan seterusnya walaupun saya sudah tidak di divisi tersebut”


Saat seseorang membuat refleksi diri dengan melakukan alur GROW ini, maka akan disadari bahwa saat melakukan proses untuk mencapai tujuan tertentu dampak dari proses tersebut bukan hanya kepada diri sang leader tetapi juga kepada orang disekelilingnya selain dirinya, misal team dan organisasi. Mempunyai tujuan yang jelas akan membuat pemetaan yang jelas terhadap rute yang akan diambil.

Dapat dilihat dari para leader yang sukses di dunia, mereka sudah mempunyai tujuan untuk mencapai puncak, bagaimana cara mencapainya dan apa yang akan dilakukan saat di posisi tersebut. Bukan berproses mencari tujuan saat sudah di posisi tersebut karena itu akan membuat seseorang tidak bisa dengan cepat beradaptasi pada posisi tersebut. Dari beberapa artikel, diskusi dan buku-buku leadership, kondisi stress menjalankan posisi baru dapat ditemu di beberapa orang yang mendapatkan promosi dan tidak bersiap untuk posisi tersebut. Kondisi stress dan tertekan ini yang menyebabkan sering ditemui seseorang tidak bisa menunjukkan kinerja yang baik saat sudah di posisi baru dan yang lebih sering dibicarakan adalah posisi ini tidak sesuai dengan passion tanpa dilakukan analisa terlebih dahulu.

Ada 3 proses untuk mempersiapkan seorang leader bisa sukses menjalankan fungsinya, yaitu:

  • Training leadership. Hampir semua organisasi menganggap bahwa ini adalah bentuk proses menuju kesuksesan dari sang leader.
  • Mentoring. Tidak banyak perusahaan yang menerapkan proses ini karena dianggap orang sudah bisa jalan tanpa perlu dibimbing. Keberadaan seorang mentor akan membantu seseorang mengerti bagaimana bisa menjalankan pekerjaaannya terutama dalam proses bekerja.
  • Coaching. Teknik coaching adalah proses menggali potensi diri seseorang yang dilakukan oleh seorang Professional Coach yang sudah terlatih dan tersertifikasi khusus untuk melakukan proses coaching. Coaching digunakan untuk bisa membuat pola pikir seseorang berubah sesuai tuntutan pekerjaan tanpa harus mengorbankan perasaan dan pikiran diri orang tersebut sebagai seorang individu.

Apabila seorang leader di dalam satu organisasi bisa mendapatkan ketiga proses diatas maka tingkat kegagalan sang leader dapat ditekan dan bisa menaikkan potensi sukses seseorang menjalankan fungsi nya sebagai seorang leader. Dalam hal ini jaminan sukses tidak dapat diberikan karena factor manusia menjadi lebih utama dalam proses-proses di atas. Faktor keinginan, kemauan dan motivasi diri seseorang menjadi hal yang sangat besar perannya.

Tujuan hanya bisa tercapai saat seseorang sudah MULAI MELANGKAH, tetapi apakah seseorang INGIN MEMULAI langkahnya itu menjadi satu proses tersendiri.