Pernahkah Anda mengalami rencana yang sudah disusun dengan sangat rapi ternyata pada saat pelaksanaan atau realitas nya tidak sesuai dengan rencana? Dan faktor penyebab rencana itu tidak dapat berjalan bukan karena Anda tetapi ada faktor yang diluar kendali Anda. Apa perasaan yang terjadi saat itu? Antara kesal, marah, stress atau pasrah pastinya. Baru-baru ini saya mengalami hal tersebut, rencana yang sudah disusun berbulan-bulan sebelumnya tidak dapat terlaksana karena ada faktor di luar kendali saya. Dan dalam minggu ini salah satu klien saya juga bercerita mengalami hal yang sama. Bedanya adalah saya lebih tenang menghadapi hal ini dan langsung membuat rencana baru, sementara klien saya merasa stress dan marah kepada diri sendiri. Dan akhirnya malah tidak bisa menghasilkan proses kerja yang produktif. Artikel ini akan berbagi mengenai hal tersebut.

Saat seseorang merencanakan sesuatu, biasanya sudah membayangkan apa yang akan terjadi saat rencana tersebut berjalan mulus. Perasaan semangat, bahagia dan tentunya tidak sabar untuk menjalankan rencana tersebut. Tetapi saat itu tidak bisa dijalankan, maka yang terjadi adalah bayangan-bayangan yang ada di dalam pikiran langsung berubah. Yang lebih sering terjadi adalah membayangkan hal-hal buruk sebagai dampak rencana tidak bisa berjalan. Dan saat hal-hal buruk tersebut lebih mendominasi pikiran, maka rasa khawatir dan takut langsung terasa. Emosi dasar manusia yang terdalam adalah takut, dan rasa takut ini yang membuat seseorang bereaksi. Reaksi yang timbul bisa bermacam-macam. Seperti cerita saya di di atas, apabila saya menghadapi kondisi rencana yang gagal dengan membuat rencana baru, klien saya justru langsung merasa stress dan khawatir, dan rasa itu terus dipupuk sehingga pada titik beliau tidak mempunyai motivasi lagi untuk melangkah dan memberikan performa terbaik dalam bekerja.

Pada dasarnya manusia lebih suka rasa bahagia daripada rasa kecewa. Karena rasa bahagia itu berhubungan dengan pencapaian sesuatu. Apabila rencana berjalan mulus maka rasa “achievement” akan terasa. Tetapi apabila rencana tidak berjalan maka yang terasa di dalam hati adalah rasa “gagal”. Rasa gagal ini yang kalau terus menerus dipupuk menjadi rasa stress yang muncul. Ini yang terjadi pada klien saya, karena rencana yang dibuat oleh beliau melibatkan beberapa proses. Kalau yang satu tidak terjadi, maka yang terbayang adalah proses selanjutnya tidak akan terjadi. Jadi bagaimana tips nya kalo menghadapi situasi seperti ini, dibawah ini adalah tipsnya:

Buat rencana cadangan

Buat saya, orang yang senang dengan perencanaan, saya sering membuat beberapa rencana cadangan. Kadang terkesan seolah-olah tidak yakin atau pesimis sama rencana yang udah dibuat. Tetapi buat saya, saya lebih suka untuk punya rencana cadangan sehingga saya antisipasi kalau ada kejadian yang diluar rencana. Tentunya tetap berusaha supaya rencana awal tetap bisa berjalan dan rencana cadangan belum tentu saya buat di awal, bisa saja di tengah ataupun di akhir saat terlihat rencana yang sudah disusun tidak dapat terlaksana. Ini lebih ke prinsip saya adalah “Manusia Berencana, Allah yang Menentukan” dan selalu percaya juga bahwa “Allah tidak akan memberikan cobaan ke hambaNya kecuali hambaNya bisa menanggungnya”. Jadi keyakinan terhadap rencana selalu 90% tapi 10% nya berserah diri.

Dan 10% ini lah yang saya antisipasi dengan mempunyai rencana cadangan. Dari pengalaman-pengalaman saya, ini mengurangi rasa stress karena kecewa. Seperti info di atas, saat membuat rencana maka yang terbayang dalam pikiran adalah apabila rencana berjalan apa yang akan terjadi. Dan apabila rencana tidak berjalan, bayangan tersebut berganti. Saya mengganti bayangan tersebut dengan bayangan rencana saya

Saya merencanakan perjalanan untuk menemani teman yang akan menjadi pembicara di salah satu negara Eropa. Rencana sudah tersusun rapi dan kami sudah bersiap sejak beberapa bulan sebelumnya, tetapi apa daya, karena kondisi sekarang tidak kondusif, perijinan tidak keluar sampai hari kami harus berangkat. Dan akhirnya yang berangkat hanya teman yang menjadi pembicara. Kecewa pastilah, karena semua sudah siap dan sudah terbayang semua kegiatan. Tetapi pada detik-detik terakhir belum juga terlihat tanda-tanda perijinan dapat keluar, akhirnya saya segera membuat rencana cadangan, karena semua agenda sudah dikosongkan. Dan akhirnya memutuskan untuk membuat perjalanan di dalam negeri dengan menemui beberapa kawan. Hal ini terbukti ampuh mengurangi kekecewaan saya. Dan hal yang sama sering saya lakukan beberapa kali sehingga akhirnya sekarang lebih bisa berproses untuk berubah dengan cepat. Tentunya terkadang ada dampak-dampak seperti biaya yang sudah dikeluarkan. Dan bagi saya daripada saya marah karena merasa sia-sia mengeluarkan biaya, saya fokus bagaimana saya bisa berproses ke depannya. Dan selalu percaya Allah pasti akan mengganti yang lebih baik dari yang sudah di keluarkan.

Saat bersama sang klien yang saya ceritakan di atas, saya bertanya kepada beliau mengapa beliau merasa stress sekali karena rencana tidak bisa berjalan, dan akhirnya ditemukan bahwa beliau merasa kalau rencana itu tidak bisa dijalankan beliau merasa sangat gagal. Melalui diskusi bersama saya, akhirnya beliau menemukan sebenarnya beliau bukan “gagal” tetapi “belum berhasil” menemukan pola yang tepat untuk dapat menjalankan rencananya. Setelah diskusi tersebut, beliau lebih bersemangat dan menemukan pola yang tepat untuk bisa berproses mencapai tujuannya.

FOKUS PADA APA YANG BISA DILAKUKAN

Saat realitas itu hadir dan tidak bisa berjalan sesuai rencana, terutama apabila itu bukan ada dalam kendali yang kita milki, seperti kasus saya, maka lebih baik fokus pada apa yang bisa dilakukan. Bagi sebagian orang, sering sekali lebih mudah untuk merasa frustasi dan menyalahkan orang-orang atau keadaan yang membuat rencana tidak berjalan. Bagi saya, lebiih baik langsung fokus pada apa yang dapat saya lakukan ke depannya dan terutama yang ada dalam kendali saya. Salah satunya adalah merencanakan apa yang harus saya lakukan untuk memanfaatkan waktu yang sudah saya kosongkan. Hal tersebut lebih dapat saya kontrol daripada fokus kepada perijinan yang sampai tulisan ini dibuat belum juga muncul .

Demikian juga dengan klien saya, setelah saya ajak sang klien untuk fokus pada apa yang dapat dilakukan saat ini untuk menjalankan rencana beliau, beliau langsung mendapatkan banyak ide dan tidak sabar untuk menjalankan rencana baru yang sudah disusun.

AMBIL PELAJARAN

Sebagai seseorang yang selalu mau belajar, saya jadi ingin mempelajari apa yang dapat dilakukan berbeda di masa mendatang untuk menghadapi hal yang sama. Saya selalu percaya orang boleh melakukan kesalahan, asalkan bukan berkali-kali melakukan kesalahan. Kesalahan merupakan proses belajar. Kegagalan juga adalah proses belajar.

Dari proses yang saya lakukan, saya jadi mengetahui bahwa di masa mendatang saat menyusun rencana maka yang harus dilakukan adalah mengurus perijinan lebih cepat sehingga mempunyai antisipasi waktu yang cukup banyak. Selain itu jangan melakukan perjalanan di kala waktu-waktu ramai atau musim liburan yang menyebabkan perlunya tambahan waktu proses dengan keterbatasan staff yang ada. Karena saya tidak mempunyai keterbatasan untuk melakukan perjalanan hanya di waktu libur anak sekolah, harusnya buat saya lebih mudah mengatur waktu.

Mengambil pelajaran dari setiap kesalahan atau kegagalan akan membuat seseorang bisa membuat perencanaan yang lebih baik. Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam perencanaan, tetapi yang menentukan kesuksesan seseorang adalah bagaimana dia belajar dari kegagalan tersebut.

Ketiga tips di atas adalah sesuatu yang saya jalani sejak dahulu sehingga saya lebih mudah mengelola rasa stress apabila rencana yang sudah saya susun tidak berjalan mulus ataupun realitas nya tidak sesuai yang saya harapkan. Tetapi yang menjadi catatan adalah saya tidak merubah goal saya, yang saya ubah adalah rencana proses untuk mencapai goal saya. Terutama apabila goal tersebut memang merupakan goal jangka panjang saya. Yang selalu saya nikmati adalah prosesnya, proses membuat rencana mencapai goal dan bagaimana menghadapi tantangan saat terjadi hambatan untuk mencapai goal tersebut.

Sooo apa yang biasanya Anda lakukan apabila rencana Anda ternyata tidak dapat berjalan sesuai harapan?