Dalam kehidupan professional, terkadang ada keharusan dari seseorang untuk melakukan transisi atau perubahan karir, atau terkadang disebut transisi karir. Perubahan karir ini bisa terjadi karena kemauan sendiri atau karena peluang yang ada. Dapat terjadi di awal terjun ke dunia kerja ataupun di tengah-tengah.

Salah satu contoh yang terjadi perpindahan karir di awal, adalah saat dunia kerja yang dimasuki berbeda dengan jurusan dari bidang studi yang diambil. Kondisi ini saat ini cukup banyak karena ketersediaan lapangan kerja yang terbatas, terutama di kondisi pandemi ini. Dalam kondisi karir yang harus berganti di awal memasuki dunia kerja, beberapa orang sering mempertanyakan apakah memang karir tidak harus sesuai jurusan bidang studi yang diambil. Dan bahkan untuk beberapa orang jadi mempertanyakan apakah karir bisa sesuai dengan passion. Dalam kondisi-kondisi tertentu, ini menjadi pilihan sulit yang harus diambil, misal keterssediaan lapangan pekerjaan.

Selain contoh perpindahan karir di awal, perpindahakan karir harus dilakukan saat sudah di tengah karir, contohnya saat sudah bekerja di suatu perusahaan sesuai dengan keinginan atau jurusan Pendidikan, dipindahkan ke jabatan yang berbeda karena kebutuhan organisasi ataupun karena keinginan dari sang individu. Tentunya perpindahan karir di tengah-tengah ini juga menjadi tantangan tersendiri yang mungkin berbeda dari di awal karir, karena menjadi ada faktor perubahan pola pikir, habit, dan cara kerja.

Kedua contoh perpindahan di atas adalah contoh-contoh dimana perpindahan karir dapat terjadi karena kebutuhan individu maupun organisasi dan kejadiannya tidak dapat diantisipasi terlebih dahulu, kecuali mungkin adalah perpindahan karir di tengah-tengah. Tetapi selain contoh diatas, ada satu lagi yaitu perpindahan karir saat memasuki usia pension, dimana ini menjadi salah satu hal yang sudah diantisipasi sebelumnya karena dapat diprediksi kapan harus berubah. Dalam artikel ini topik akan lebih berpusat kepada transisi karir di awal dan pertengahan memulai karir.

Saat seseorang akan memulai karir, ada banyak faktor yang akan mempengaruhi keputusan, bidang karir mana yang akan diambil. Salah satunya adalah faktor ketersediaan lapangan pekerjaan. Kondisi pandemi dimana terjadi perubahan dalam dunia industri dan ekonomi berdampak kepada perubahan jenis lapangan kerja. Salah satunya adalah apabila dahulu tersedia pekerjaan-pekerjaan di sektor formal, saat ini karena kondisi bisnis yang membutuhkan perubahan cukup besar dari perdagangan konvensional menjadi ke digital, maka jenis pekerjaan yang dibutuhkan menjadi berubah dari sekedar kemampuan menjual tetapi juga kemampuan menjual secara virtual atau menggunaka digital. Ini menjadi perubahan kemampuan yang dibutuhkan. Kemampuan untuk berbahasa menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh para team salesnya untuk bisa mempengaruhi para pelanggan atau calon pelanggan untuk membeli.

Kondisi lain adalah saat seorang fresh graduate yang ingin bekerja sesuai dengan bidang studi misal teknik atau kesehatan, harus mengubah karena ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada justru adalah bidang penjualan, dimana notabene menjadi sesuatu yang berbeda dengan bidang ilmu yang ditekuni. Saat kebutuhan untuk mendapatkan pemasukan menjadi suatu hal yang harus dipertimbangkan maka contoh diatas menjadi salah satu keputusan yang harus diambil. Salah satu yang harus dipastikan adalah ketersiapan diri secara mental untuk memberikan performa kerja yang baik selama menjalankan pekerjaan tersebut. Karena pada dasarnya ini adalah jalan kehidupan yang telah dipilih untuk mengubah karir di awal. Tips untuk bisa memberikan performa terbaik, ada di artikel http://growithati.com/mengawali-karir-di-bidang-yang-tidak-sesuai-jurusan-kuliah-atau-passion/.

Saat di awal memulai karir sudah melakukan perubahan karir sebenarnya ada pilihan untuk lanjut di bidang karir tersebut atau merubah karir ditengah-tengah apabila sudah tersedia bidang karir yang ssuai dengan yang diinginkan. Tetapi dalam banyak kasus, saat sudah berkarir dalam satu bidang yang akhirnya ditekuni dengan performa yang baik, maka itu menjadi proses perubahan yang berkelanjutan untuk menjadi pilihan karir seterusnya, tanpa merasa bahwa ini adalah pilihan karir yang salah. Apabila seseorang merasa kenyamanan dalam karir tersebut, contoh seorang dokter berkarir sebagai guru olahraga selam, maka ada pola pikir yang menyatakan “lebih baik nyemplung aja sekalian”. Tidak menjadi hal yang aneh atau salah apabila ini yang terjadi, karena intinya adalah bagaimana kita mengelola pola pikir dan mental kita untuk bisa fokus menjalankan tugas sebaik-baiknya.

Lain halnya saat transisi karir terjadi di tengah masa karir.

Transisi karir yang dimaksud juga bisa punya beberapa jenis yaitu:

  • Jenis pekerjaan, misal pekerjaan di bidang teknik berpindah ke bidang penjualan.
  • Jenis industri, misal dari bekerja di jenis usaha consumer goods menjadi berubah ke jenis usaha start-up.
  • Beralih dari bekerja di dunia korporasi yang mempunyai penghasilani tetap berpindah ke dunia bisnis atau freelancer yang mempunyai penghasilan tidak tetap.

Kondisi ini bisa dipicu oleh kebutuhan organisasi atau kebutuhan individu. Apabila ini adalah kebutuhan organisasi terutama untuk jenis pekerjaan yang berbeda, maka penempatan seseorang di jalur karir berbeda biasanya adalah karena dari pengamatan pimpinan bahwa ada potensi yang bisa di olah dari sang karyawan. Sayangnya, kondisi ini sering tidak berjalan mulus karena sang karyawan merasa bahwa dipaksa atau ini bukan sesuatu yang diinginkan. Seperti dalam diagram Kubler-Ross dimana suatu perubahan membuat seseorang diawal denial dan terkadang perlu proses lama untuk bisa menanjak kembali ke tahap penerimaan.

Apa yang dapat dilakukan apabila kebutuhan organisasi yang menyebabkan harus terjadi transisi karir? Tips dibawah ini adalah yang bisa membantu:

  • Pelajari deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan.
  • Identifikasi jenis pekerjaan yang membutuhkan skill baru yang sama sekali berbeda dengan jenis pekerjaan yang lama
  • Cari tahu bagaimana dapat membangun kemampuan menjalankan tugas tersebut
  • Tanyakan kepada pimpinan, apa target dan harapan dari pimpinan dan organisasi terhadap diri kita saat menjalankan tugas tersebut, supaya bisa menyamakan persepsi dan melakukan proses antisipasi.
  • Sadari bahwa ini adalah suatu proses yang tidak mudah menempatkan seseorang yang tidak mempunyai kompetensi di posisi tersebut dan perusahaan juga mempunyai resiko nya.
  • Anda selalu punya pilihan untuk “kesempatan menguasai hal baru” atau mempunyai pola pikir “tidak dapat belajar hal baru”. Pilihan bukan hanya ada pada diri anda tetapi juga pada organisasi.

Selain karena kebutuhan organisasi, ada beberapa orang yang memilih untuk transisi karir setelah menekuni karir dalam waktu cukup lama di satu bidang untuk kemudian beralih ke bidang lain seperti berpindah jenis industri atau beralih dari dunia korporasi ke dunia bisnis atau freelancer.

Saat itu terjadi maka yang harus dialkukan adalah persiapan untuk memasuki dunia yang berbeda, dari yang selama ini dikerjakan. Dibawah ini tips apabila anda berpindah jenis industri:

  • Kenali jenis usaha dari perusahaan baru. Ingatlah bahwa setiap jenis industri mempunyai budaya ataupun karakter yang berbeda-beda
  • Sadari jenis pekerjaan yang akan dijalankan, akan berbeda dengan pekerjaan di perusahaan terdahulu walaupun mungkin secara nama jabatan sama.
  • Pelajari apa yang diharapkan dan target dari jabatan yang akan dipegang.
  • Buat perencanaan dengan timeline yang jelas untuk mempelajari semua aspek dan apa yang akan anda berikan sebagai kontribusi anda kepada perusahaan.
  • Anda akan membutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk menjalankan tugas anda, jadi pastikan anda meminta bantuan pada orang yang tepat. Identifikasi siapa yang paling tepat dapat membimbing anda.
  • Apabila memungkinkan, carilah mentor untuk bisa berproses dengan pekerjaan baru tersebut.

Tips-tips diatas adalah berdasarkan pengalaman dari yang pernah mengalami transisi karir di awal dan di tengah karir. Tetapi sebenarnya yang lebih diperlukan adalah proses awal saat mau melakukan transisi karir. Bagi beberapa orang, keputusan untuk transisi karir sangat mudah diambil tetapi bagi beberapa orang lain, merasa bingung saat mendapatkan kondisi harus melakukan transisi karir. Ada kekhawatiran untuk melangkah maju tetapi keinginan untuk maju ada. Ada keraguan untuk memutuskan mana keputusan terbaik. Kondisi ini terjadi karena dipicu oleh rasa takut terhadap masa depan yang belum diketahui. Dan juga karena ini menjadi ‘tercabut’ dari zona nyaman yang selama ini dirasakan. Saat kondisi ini terjadi sebenarnya anda bisa meminta bantuan dari seseorang yang bisa memberikan perspektif berbeda terhadap kondisi ini, salah satunya seorang Career Coach.

Fungsi seorang Career Coach adalah mendampingi seseorang untuk dapat memutuskan keputusan apa yang dapat diambil dan bagaimana seseorang dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dalam pekerjaan yang baru. Seorang Career Coach yang tersertifikasi akan mempunyai teknik yang dapat membantu proses diri seseorang untuk dapat sukses di setiap karir yang menjadi pilihannya. Apabila ingin menemui seorang Career Coach yang tersertifikasi, anda dapat klik link https://www.visecoach.com/SugiartiRosbak.

Karir adalah merupakan pilihan kehidupan seseorang sehingga yang bertanggung jawab terhadap karirnya adalah dirinya sendiri, sehingga pilihan yang diambl haruslah pilihan yang bertanggung jawab termasuk kesuksesan yang akan didapat.