Pernahkah Anda merasa bahwa bumi berputar dengan cepat, sehingga rasanya waktu berlalu dengan cepat? Saya rasanya masih ingat melewati malam pergantian tahun bersama keluarga, dan saat ini sudah di pertengahan tahun. Seolah waktu berputar dengan cepat. Dan bagi beberapa orang merasa Lelah karena seolah harus ikut berlari bersama waktu. Di artikel kali ini saya akan membahas bagaimana sebenarnya seseorang perlu “mengambil napas”.
Saat seseorang bekerja dan berpikir, maka otak juga akan terus digunakan, dan tentunya organ tubuh lainnya. Dan tentunya otak juga perlu istirahat. Sering sekali mendengar istilah “kram otak” atau “tidak bisa berpikir”. Hal ini sering terjadi karena dipicu oleh kelelahan. Baru saja saya dihubungi oleh klien saya yang menyatakan kepada saya bahwa dia mengalami kelelahan fisik dan juga mental nya karena sedang menangani beberapa proyek sekaligus. Sebenarnya apa yang terjadi apabila seseorang sampai bisa menyatakan bahwa dia mengalami padahal pekerjaannya tidak menggunakan fisik.
Saat seseorang mengerjakan sesuatu, dalam hal cerita di atas mengerjakan beberapa proyek sekaligus, maka otak manusia dipaksa untuk fokus pada beberapa hal sekaligus. Dan mengubah otak berpikir dari satu fokus ke fokus yang berbeda, yang sering sekali disebut multitasking, sebenarnya membuat proses kerja menjadi lebih lambat. Pada saat proses kerja lebih lambat, maka yang akan terjadi satu tugas membutuhkan waktu lebih lama selesai. Tentunya saat satu tugas membutuhkan waktu lebih lama, yang akan terjadi membuat orang tersebut merasa frustasi, karena seolah-olah tidak tercapai target yang diinginkan. Dan otaknya dan tenaga nya menjadi lebih banyak digunakan. Itulah sebabnya terjadi kelelahan fisik dan mental.
Saat saya masih bekerja di korporasi, saya sering sekali melihat seseorang di dalam rapat, tetap bekerja dengan laptop dan berdiskusi via chat dengan gadget nya. Sampai di suatu saat, korporasi tempat saya bekerja, ada beberapa divisi membuat aturan rapat, yang boleh membuka laptop hanyalah yang menjadi notulen rapat. Yang lain tidak boleh membuka laptop dan gadget nya. Dan ternyata setelah ini dijalankan, rapat yang sebelumnya membutuhkan waktu sampai malam, terasa lebih efektif karena rapat tersebut selesai di siang hari. Ini rapat yang bersifat rutin seperti rapat bulanan atau koordinasi.
Hal tersebut menunjukkan saat seluruh peserta rapat bisa fokus maka semua diskusi akan lebih efektif dan mempersingkat waktu. Saat di korporasi, saya termasuk salah satu yang lebih suka fokus pada rapat yang saya ikuti. Kalau ada orang yang menghubungi saya via phone, saya akan menjawab, nanti saya jawab setelah selesai rapat ini atau pada saat break. Dengan fokus saya hanya tertuju pada satu hal, saya merasakan lebih bisa berkontribusi pada rapat dan tidak merasa Lelah setelah rapat.
Selain fokus yang harusnya digunakan untuk satu kegiatan di satu waktu, yang juga harus disadari bahwa tubuh dan pikiran seorang manusia juga perlu beristirahat. Berganti mengerjakan satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat, terkadang tidak menjadi efektif, karena membutuhkan waktu untuk bisa fokus kepada tugas berikutnya. Ini terjadi pada saya yang bekerja sebagai seorang Freelancer dan juga saat ini sedang menempuh Pendidikan. Saya akan butuh waktu untuk mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Dan kalau saya sedang mempersiapkan ujian kuliah, saya juga akan fokus kepada ujian ini. Saya harus bisa mengatur supaya saya tidak mengerjakan dalam waktu bersamaan karena fokus yang dibutuhkan berbeda. Dan saya menggunakan salah satu nya metode “jeda” antara satu kegiatan ke kegiatan lain.
Apakah metode “jeda” tersebut? Jeda adalah dimana seseorang perlu berdiam diri sesaat sebelum berproses ke proses berikutnya. Saat di korporasi, saya menggunakan metode ini bersama team. Tiga bulan sekali saya membuat sesi dengan judul “Take a Breath Day”. Sesi ini adalah sesi dimana di hari itu, seluruh team akan bersama-sama mengerjakan satu kegiatan seperti menambah ilmu, dengan berdiskusi dengan narasumber tertentu, dan mengambil intisari dari kegiatan tersebut. Mengapa saya membuat sesi ini? Karena tugas kami adalah berhubungan dengan banyak orang, terkadang bagi team, perlu untuk menarik diri sejenak dari “hiruk pikuk” pekerjaan ini. Dan satu hari dalam tiga bulan terbukti efektif membuat team untuk “recharge” dan mendapat hal baru yang bisa dipelajari dan diterapkan dalam tugas sehari-hari.
Cerita saya di atas mengenai klien saya yang merasakan kelelahan fisik dan mental karena proyek berbarengan, dan dia menghubungi saya karena merasa butuh untuk berdiskusi, saya lakukan menganjurkan dia untuk menaruh semua proyek pekerjaan yang ditangani, dan mengambil waktu istirahat 1 – 2 jam tanpa berhubungan pekerjaannya. Ini untuk membuat sang klien “mengistirahatkan otak dan badan” dengan aktivitas berbeda. Terbukti ini bisa efektif bagi klien tersebut. Tentunya anjuran saya bukan tanpa sebab, tetapi ini berdasarkan pengalaman pribadi. Sebenarnya proses jeda yang seperti apa yang dapat dilakukan?
Dibawah ini adalah tips-tips untuk melakukan jeda yang saya lakukan:
Kenali Diri Anda
Yang mengerti bahwa Anda butuh jeda itu adalah Anda sendiri, karena pikiran dan badan adalah milik Anda sendiri. Kenali apabila Anda harus segera mengambil jeda dan berdiam diri sejenak. Saya mengenal diri saya memerlukan jeda adalah saat saya sudah merasa “gampang terdistraksi” dan “kehilangan fokus”. Pada kondisi seperti ini, saya harus melepaskan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan atau kuliah saya. Kalaupun saya harus tetap mengerjakannya, saya biasanya akan pergi keluar dari rumah untuk mengerjakan di tempat lain. Saat pergi ke tempat lain dan butuh waktu untuk mencapai tempat tersebut, itu adalah proses jeda saya.
Cari variasi kegiatan
Sebaiknya Anda mempunyai variasi kegiatan selain mengerjakan tugas Anda. Variasi kegiatan ini akan membantu Anda untuk berjeda sejenak. Bagi saya, variasi kegiatan tersebut adalah sesuai dengan interest saya yaitu home décor dan berkebun. Selain itu saya senang membaca, sehingga salah satu proses jeda saya juga membaca. Membaca buku-buku yang ringan dan tidak membutuhkan fokus yang tinggi.
Carilah satu kegiatan yang bisa membantu Anda untuk melepaskan fokus dan kegiatan pekerjaan Anda, karena dengan demikian Anda bisa mengalihkan perhatian sejenak dari rutinitas atau bahkan deadline pekerjaan. Tentunya kegiatan ini tidak memakan waktu lama supaya Anda juga tidak menjadi tambah frustasi karena merasa pekerjaaan tidak selesai karena Anda mengerjakan kegiatan ini.
Power Nap
Ini salah satu proses jeda yang saya latih sejak beberapa tahun terakhir. Saat masih di korporasi dengan jarak antara rumah dan kantor yang cukup jauh (100 km pp) dimana saya harus menjalani setiap hari, maka saya harus menggunakan waktu yang ada untuk bisa beristirahat. Saya beruntung tidak harus menyetir kendaraan. Sehingga setiap pagi atau sore hari saat dalam perjalanan (yang biasanya memakan waktu 1.5 – 2 jam, terkadang sampai 3 jam), saya pasti menyempatkan untuk tidur sejenak di mobil. Hal ini membantu saya untuk membuat fokus saya dapat kembali lagi, karena saya sempat mengistirahatkan pikiran dan badan saya. Sehingga saat tiba di kantor, saya dalam keadaan fresh. Begitu pula saat pulang kantor, sampai di rumah saya bisa meneruskan bekerja dalam keadaan fresh.
Hal ini juga saya lakukan saat sekarang saya sebagai freelancer, yang kadang antara satu kegiatan ke kegiatan lain harus berjalan dengan cepat. Dan saya melatih supaya saya bisa tidur sejenak, bahkan hanya 15 menit, untuk membuat saya fresh kembali, dan kemudian mengerjakan tugas yang berbeda. Tidur bukan hanya masalah kuantitas, tetapi juga kualitas. Jadi tidur 7-8 jam sehari, yang saya lakukan adalah membagi waktu tidur tersebut dalam power nap di antara setiap kegiatan. Dan tubuh saya akhirnya sudah terlatih untuk mengenali apabila saya dalam keadaan lelah dan butuh untuk istirahat sejenak.
Pada dasarnya semua manusia perlu beristirahat, tidak ada yang punya “superpower” dan tidak perlu istirahat. Itulah sebabnya ada aturan cuti dalam bekerja, karena semua orang perlu “jeda” untuk beristirahat. Soo, jadi apa yang Anda lakukan untuk berjeda?
Ati
Related posts
Meet your Coach & Trainer
"The Best Way to Grow is using Your Own Potential" - Sugiarti Rosbak
Sugiarti, dikenal dengan Mbak Ati atau Bude Ati, memulai karir sebagai Professional Coach, Trainer dan Konsultan sejak 2020. Mengikuti purpose in life yaitu “To Grow the Tree”, Sugiarti melabel program yang ditawarkan dengan “Grow with Ati”. Sugiarti mempercayai bahwa proses membangun talent dan business sama dengan proses menanam pohon. Pohon akan bertumbuh apabila penanganannya tepat sesuai dengan potensi pohonnya. Demikian juga karir dan bisnis seseorang. Fokus Sugiarti adalah pada proses Career & Business Transition berdasarkan pengalaman pribadinya yang bertansisi dari karyawan perusahaan selama 30 tahun dengan membangun karir dan bisnis sebagai seorang freelancer. Pengalaman membantu karyawan bertransisi selama 20 tahun di dunia HR dan pengalaman membangun bisnis ini yang menjadi kekuatannya untuk bisa membantu klien nya dalam sesi-sesi Coaching dan Training yang dilakukan.
Let’s Grow Together with Sugiarti Rosbak
Categories
- Aktivitas (10)
- Business (14)
- Career (21)
- Personal Development (22)
- Talent & Organisation (8)
Social Media