Sebenarnya seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap kehidupan seseorang? Terutama dalam hal karir dan bisnis. Apakah memang ada pengaruhnya? Apakah itu sebabnya kebanyakan orang bilang, pillihlah lingkungan yang mendukungmu supaya bisa sukses atau bahkan disebut optimis? Pertanyaan-pertanyaan ini sering ditanyakan kepada saya, pada saat saya memberikan sesi-sesi bagi para pimpinan ataupun para fresh graduate atau mahasiswa. Pengaruh lingkungan sebenarnya ada di dalam setiap aspek kehidupan seseorang, hanya level nya atau tingkatan dampaknya mungkin tidak sama bagi semua orang.

Salah satu contoh, seorang anak yang tumbuh dan besar di lingkungan keluarga militer, hampir sebagian besar memilih jejak yang sama dengan pilihan lingkungannya. Hal ini karena rasa aman dan nyaman baginya untuk memilih karir yang dia kenal dan ketahui kehidupannya. Secara alamiah seseorang akan memilih sesuatu yang familiar dengan dirinya atau sesuatu yang lebih dikenal, karena merasa aman dan nyaman. Cobalah Anda mengingat, saat sedang perjalanan keluar kota dan peralatan mandi Anda tertinggal, pasti Anda akan membeli merk yang sama atau kalaupun tidak ada yang sama, minimal Anda kenal merk nya, atau bahkan kemasan yang mirip modelnya. Ini karena tanpa kita sadari otak kita memberi signal rasa aman saat melihat sesuatu yang kita kenal.

Tetapi bisa juga lingkungan mmberikan efek yang berbeda, menjadi sesuatu yang sebaliknya. Seperti contoh diatas, seorang anak yang lahir di keluarga milliter justru bisa sebaliknya tidak ingin berkarir di dunia yang sama dengan lingkungannya karena ada perasaan tidak nyaman. Sehingga lebih memilih untuk tidak bersentuhan dengan dunia yang justru akrab dengan dirinya.

Dari kedua contoh diatas maka sebenarnya terlihat bahwa lingkungan berpengaruh kepada pertumbuhan diri seseorang karena memori yang tertanam di dalam otak nya akan memberikan signal tertentu. Begitu juga saat membangun suatu bisnis atau karir, terkadang seseorang lebih memillih untuk mencoba satu bisnis atau karir yang dikenal, karena ingin mempunyai rasa aman dapat membangun bisnis atau karir yang dia cukup familiar. Rasa aman ini akan memberikan seseorang keyakinan untuk melakukan kontrol terhadap keadaan yang tidak diharapkan.

Seberapa besar pengaruh lingkungan sebenarnya terhadap diri seseorang atau keputusan seseorang dalam menentukan karirnya. Kalau dilihat diagram Maslow, yaitu diagram kebutuhan manusia, maka seseorang mempunyai lima tingkat kebutuhan yang akan menjadi motivasi untuk menjalankan sesuatu dalam kehidupannya. Diagram Maslow ini adalah hasil riset dari Abraham Maslow, seorang psikolog dari Amerika yang meneliti mengenai human motivation. Lima tingkat kebutuhan tersebut adalah:

Physiological Needs – Kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan fisik dasar manusia yang dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup, seperti makan, minum, tempat tinggal, oksigen dan lain-lain

Safety Needs – Kebutuhan akan rasa aman. Saat kebutuhan fisik sudah terpenuhi maka seseorang juga ingin memiliki rasa aman seperti stabilitas dan ketergantungan misal perlindungan dari penyakit, bencana alam, pekerjaan dan lain-lain. Rasa aman terhadap rasa takut, stress dan lain-lain.

Social Needs – Kebutuhan Sosial yang artinya kebutuhan untuk merasakan kasih sayang dan rasa dimiliki oleh lingkungannya. Dalam hal ini kebutuhan untuk dekat dengan keluarga, keinginan bisa memberi dan menerima cinta. Kebutuhan ingin “dianggap” oleh orang sekitarnya.

Esteem Needs – Saat kebutuhan fisik terpenuhi, rasa aman sudah didapatkan dan merasa di terima di lingkunannya, maka seseorang ingin mempunyai kebutuhan untuk “dihargai”. Kebutuhan Dihargai ini berhubungan dengan ego dan perasaannya. Sering sekali saya mendengar orang memutuskan berhenti bekerja di suatu korporasi karena merasa tidak dihargai hasil kerjanya. Ini karena ada kebutuhan Esteem ini. Karena penghargaan itu merupakan bentuk keyakinan pada diri dia sendiri, termasuk kompetensi dan kemandiriannya.

Self-Actuallization Needs – Kebutuhan yang paling tinggi hirarki nya. Apabila sudah terpenuhi semua kebutuhan ini, maka seseorang ingin membuktikan aktuallisasi diri nya. Dan dalam hal ini maka biasanya potensi diri seseorang akan bertumbuh. Dalam hal kebutuhan ini, maka orang tersebut hanya perlu membuktikan diri pada dirinya sendiri, seseorang di fase ini tidak membutuhkan pengakuan atau penghargaan dari orang lain.

Dari kelima tingkatan di atas, maka sebenarnya pengaruh lingkungan cukup besar bagi kehidupan seseorang terutama di beberapa tingkatan. Dan tidak ada waktu khusus berapa lama dari satu tingkatan ke tingkatan lainnya, karena tergantung sama keadaan.

Ini juga berpengaruh sebenarnya saat seseorang memilih jenis karir yang diinginkan. Karena itu akan tergantung kepada tingkat kebutuhan mana orang tersebut sedang berada. Apabila seorang fresh graduate maka tingkat kebutuhannya kemungkinan besar masih di area Kebutuhan Fisiologis, walaupun tidak dipungkiri, kemungkinan mencapai Kebutuhan Dihargai dapat terjadi dengan sangat cepat.

Dalam pekerjaan saya, sebagai seorang Career Coach saya sering menemukan alasan-alasan seseorang ingin meninggalkan pekerjaannya bukan hanya karena kebutuhan fisiologis, seperti gaji dan lain-lain, walaupun sebenarnya dominasi seseorang mengambil tawaran pekerjaan di tempat berikutnya karena penawaran gaji atau jabatan yang lebih tinggi. Yang justru lebih berpengaruh adalah Kebutuhan untuk Dihargai hasil kerjanya oleh sang atasan, teman sekitar dan kadang team nya sendiri. Dalam beberapa kasus sang karyawan rela meninggalkan pekerjaan lamanya, walaupun gaji atau jabatan di tempat baru tidak terlalu menunjukkan kenaikan yang berarti, karena merasa tidak diterima oleh lingkungannya.

Pernah mendengar seorang pimpinan atau para senior berkata “aahh anak sekarang mah memang begitu, sebentar saja sudah pindah” atau “memang sulit anak muda sekarang karena mereka gak mau susah”. Tetapi kebalikannya bagi pekerja-pekerja pemula atau junior mungkin kata-kata yang sering muncul adalah “atasan saya tidak menghargai saya, ngapain saya di perusahaan itu lama-lama” atau bahkan yang sering terdengar adalah “lingkungan kerja di sana itu toxic, bahaya kalo saya disitu lama-lama”. Sebenarnya apa yang terjadi?

Daripada kita saling menyalahkan generasi lebih baik kita melihat dari sisi hirarki kebutuhan tersebut. Hal itu karena cara pandang dan hirarki kebutuhan masing-masing orang sudah berbeda. Saya tidak memungkiri terkadang ada faktor kedewasaan diri baik dari pimpinan maupun dari karyawan, tetapi sebenarnya seseorang PUNYA PILIHAN untuk memberikan respon terhadap lingkungannya, tetapi seseorang lebih sering lupa sama pilihan ini.

Salah satu klien saya pernah berbicara mengenai “lingkungan kerja yang toxic” tetapi dia kesulitan menemukan pekerjaan lain dengan gaji dan benefit yang sama sehingga dia harus bertahan di perusahaan tersebut. Dan ini menyebabkan dirinya stress karena mengalami kekhawatiran bahwa suatu hari dia akan mempunyai perilaku toxic yang sama. Ingat cerita di atas mengenai seorang anak yang lahir dari lingkungan militer dan memilih jalan karir berbeda? Artinya seseorang saat berada di satu llngkungan, memang lingkungan tersebut mempunyai pengaruh kepada dirinya, tetapi apakah LINGKUNGAN MEMPENGARUHI dirinya itu adalah KEPUTUSAN dari DIRI nya dan bukan dari orang lain.

Saya pernah pada posisi di lingkungan yang membuat saya tidak nyaman dan memutuskan bahwa saya tidak menginginkan lingkungan mempengaruhi diri saya. Dibawah ini proses-proses yang saya lakukan untuk bisa BERPROSES dalam DIRI untuk MEMUTUSKAN:

  • Menenangkan diri dan mencari waktu untuk berdiam diri dan berpikir
  • Apakah ini hanya pandangan saya atau memang sebagian besar orang mempunyai pandangan yang sama dengan saya? Cara saya untuk melihat apakah ini pandangan saya saja atau sebagian besar orang, saya akan berdiskusi dengan seseorang yang mempunyai pandangan netral dalam melihat semua aspek. Dapat orang yang berada di lingkungan yang sama atau bahkan mungkin seseorang justru orang luar yang dapat berpandangan lebih netral.
  • Memilah apakah ini emosi saya atau nilai-nilai (value) yang saya miliki terganggu? Buat saya, saya lebih mudah memutuskan apabila memang value saya yang terganggu. Apabila hanya emosi maka saya akan mencoba menenangkan emosi saya. Seseorang mudah terpengaruh emosi amarah, sedih, takut dan akhirnya memutuskan sesuatu tanpa berpikir panjang, yang kemudian di sesali

Bagi saya sendiri, value adalah hal tertinggi bagi saya, karena value itu yang membuat saya bisa bertahan hingga hari ini. Dan apabila ini yang terganggu maka buat saya lebih mudah untuk memutuskan. Karena value ini adalah sesuatu yang sudah ditanamkan di dalam pikiran dan otak saya sejak saya kecil. Jadi terlihat bahwa faktor lingkungan sejak saya kecil hingga dewasa menjadi sesuatu yang mempengaruhi pandangan saya terhadap proses yang terjadi di sekitar saya.

Jadi kalau Anda melihat tulisan saya di atas, menurut Anda apakah faktor lingkungan berpengaruh kepada kehidupan atau keputusan seseorang, terutama dalam hal karir dan lain-lain? Bagi saya sendiri, sangat besar, karena itu yang membentuk diri seseorang hingga dewasa dan hirarki kebutuhan itu adalah motivasi terbesar untuk membuat seseorang mengambil keputusan. Dan peran seorang Career dan Business Coach saat saya berada di banyak proses-proses di atas sangat membantu saya untuk memilah-milah apa yang ada di dalam hati dan pikiran, terutama saat Anda justru tidak bisa bersikap netral.

Soo bagaimana Anda sendiri? Apakah lingkungan berpengaruh kepada karir Anda saat ini?