Saat memulai suatu bisnis ada beberapa kesulitan yang sering dihadapi oleh para pebisnis, terutama pebisnis-pebisnis pemula yang baru terjun ke dunia bisnis. Dari beberapa sesi coaching dan konsultasi bersama pebisnis pemula, dibawah ini adalah yang paling sering menjadi kesulitan atau titik lemah dari sang pebisnis:
- Menentukan pasar yang dituju
- Menentukan harga produk
- Pengelolaan keuangan bisnis
Titik lemah atau kesulitan-kesulitan tersebut terkadang membuat sang pebisnis tidak bisa menjaga keberlangsungan bisnisnya. Pembahasan ketiga titik lemah di artikel ini diharapkan bisa membantu para pebisnis pemula.
Menentukan Pasar yang dituju
Jenis target pasar (target market) yang dituju harus spesifik. Makin spesifik targetnya maka proses bisnis akan lebih fokus terutama saat akan mengembangkan bisnis. Misal sebuah warung kelontong sudah jelas target pasarnya adalah masyarakat di sekitar. Tetapi apabila si warung kelontong ini ingin mengembangkan bisnisnya, bukan hanya pada masyarakat di satu kompleks, misal menjadi kompleks di sebelah, maka si warung ini harus bersiap untuk membuat flyer dan penyediaan kiriman. Dan itu artinya perlu diperhitungkan tambahan biaya.
Target pasar ini juga menentukan jenis promosi apa yang akan di lakukan, apabila nantinya diperlukan promosi. Karena setiap jenis target pasar akan berbeda cara promosi nya. Misal seperti warung di atas, apabila dia akan memberikan penyediaan jasa kiriman, maka jenis promosi yang bisa diberikan adalah gratis ongkos kirim asalkan pembelian lebih dari 1 jenis barang, atau pembelian barang dengan minimal harga tertentu.
Saat seorang pebisnis sudah tahu jenis pasar yang dituju maka akan lebih mudah untuk melakukan proses bisnis dan melakukan evaluasi jenis pasar yang dituju
Menentukan harga produk
Dari beberapa sesi konsultasi bisnis dengan beberapa pebisnis pemula dan UMKM seperti berjualan makanan dari rumah ditemukan bahwa terkadang penentuan harga produk itu tidak memperhitungkan biaya-biaya siluman seperti ongkos, gas, listrik dan bahkan depresiasi asset/peralatan. Dan ini menyebabkan pada satu titik tertentu disadari bahwa bisnis ini tidak menghasilkan keuntungan yang memadai.
Disini kita tidak akan berbicara mengenai proses akunting yang complicated, tetapi hanya perhitungan sederhana. Diawal tentukan dahulu modal yang digunakan oleh seorang pebisnis untuk membuat suatu produk, baik produk barang ataupun jasa. Dibawah ini contoh perhitungan modal untuk satu produk makanan:
- Belanja material pembuatan. Semua harus diperhitungkan termasuk minyak goreng yang hanya dipakai sesekali
- Ongkos belanja ke pasar. Ada beberapa orang yang menganggap ini tidak perlu diperhitungkan karena sekalian belanja rumah tangga. Harus diingat bahwa kemungkinan belanja rumah tangga hanya sedikit.
- Penggunaan bahan bakar seperti gas. Walaupun penggunaan bahan bakar ini bercampur dengan penggunaan rumah tangga, tetapi harus dilihat persentase pemakaiannya.
- Penggunaan listrik, misal untuk penggunaan blender untuk bumbu. Terlihat nilainya kecil tapi apabila kita menggunakan blender seharian maka itu menjadi ongkos pemakaian listrik yang besar.
- Depresiasi aset. Saat mempunyai bisnis memasak semua peralatan kompor, freezer penyimpanan material dan lain-lain itu adalah aset. Dan ini menjadi asset utama karena tidak akan bisa berproduksi saat semua peralatan itu rusak sampai sang pebisnis membeli barang baru. Ini harus menjadi bagian saat memperhitungkan produk, tentunya dengan nilai yang wajar, karena ini adalah modal untuk membeli asset apabila diperlukan
Diatas adalah contoh perhitungan modal untuk bisnis kecil usaha makanan rumahan. Perhitungan ini belum menghitung apabila bisnis ini mempekerjakan tenaga bantuan, dimana ini menjadi tambahan perhitungan. Demikian juga menghitung waktu yang digunakan untuk mempersiapkan produk. Dari perhitungan modal tersebut diatas, baru bisa diproses berapa persen laba yang akan diambil dari penjualan tersebut dan menentukan harga produk tersebut.
Inti dari perhitungan ini adalah jangan sampai harga produk yang dikeluarkan ternyata masih lebih kecil dari modal dasar yang sudah dikeluarkan. Apabila diperlukan untuk mengurangi modal maka yang harus dilakukan adalah mencari material atau vendor yang lebih murah.
Pengelolaan keuangan bisnis
Saat memulai bisnis, ada beberapa pebisnis yang belum memisahkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi, dan akhirnya menjadikan sang pebisnis baru menyadari bahwa bisnis tidak menguntungkan jauh di belakang hari karena tidak melakukan Analisa bisnisnya. Idealnya bisnis mempunyai rekening berbeda dengan rekening keuangan pribadi. Tetapi apabila belum memungkinkan maka yang harus dilakukan adalah pencatatan keuangan yang berbeda antara belanja rumah tangga dan proses bisnis.
Pencatatan keuangan bisnis harus disiplin dilakukan karena ini adalah sarana pebisnis melihat apakah perjalanan bisnisnya sehat atau tidak. Penentuan pengembangan bisnis harus melihat apakah memang sudah waktunya dengan mempertimbangkan modal yang ada. Dari beberapa konsultasi, ada beberapa pebisnis yang mempunyai ambisi mengembangkan bisnis, dan saat dilakukan perhitungan ulang disadari bahwa modal yang diperlukan tidak tersedia. Secara semu terlihat uang nya ada karena masih bercampur antara bisnis dan pribadi.
Pencatatan keuangan yang disiplin akan membantu kita untuk melakukan recovery secepatnya apabila dibutuhkan. Misal terpaksa menaikkan harga produk sementara karena harga bahan baku yang meningkat.
Saat seorang pebisnis pemula sudah memulai proses diatas, maka minimal satu Langkah sudah dilakukan untuk memulai proses pengembangan bisnis suatu hari nanti.
Memulai diri melangkah untuk menjadi pebisnis terkadang memerlukan keberanian, tetapi saat berani melangkah maka pastikan bahwa potensi tantangan sudah di antisipasi juga.
Ati
Related posts
Meet your Coach & Trainer
"The Best Way to Grow is using Your Own Potential" - Sugiarti Rosbak
Sugiarti, dikenal dengan Mbak Ati atau Bude Ati, memulai karir sebagai Professional Coach, Trainer dan Konsultan sejak 2020. Mengikuti purpose in life yaitu “To Grow the Tree”, Sugiarti melabel program yang ditawarkan dengan “Grow with Ati”. Sugiarti mempercayai bahwa proses membangun talent dan business sama dengan proses menanam pohon. Pohon akan bertumbuh apabila penanganannya tepat sesuai dengan potensi pohonnya. Demikian juga karir dan bisnis seseorang. Fokus Sugiarti adalah pada proses Career & Business Transition berdasarkan pengalaman pribadinya yang bertansisi dari karyawan perusahaan selama 30 tahun dengan membangun karir dan bisnis sebagai seorang freelancer. Pengalaman membantu karyawan bertransisi selama 20 tahun di dunia HR dan pengalaman membangun bisnis ini yang menjadi kekuatannya untuk bisa membantu klien nya dalam sesi-sesi Coaching dan Training yang dilakukan.
Let’s Grow Together with Sugiarti Rosbak
Categories
- Aktivitas (10)
- Business (14)
- Career (21)
- Personal Development (22)
- Talent & Organisation (8)
Social Media