Kalimat yang paling saya ingat dari mentor saya, pak Hingdranata Nikolay, terutama saat minggu lalu membaca buku hasil karya beliau dengan judul “Si Pesimis yang sangat Optimis”, kalimat tersebut muncul beberapa kali. Sebagai satu-satu nya Master Trainer NLP (Neuro Linguistic Program) di Asia, membahas mengenai mindset atau pola pikir seseorang dari sudut pandang NLP menjadi sangat menarik. Tetapi saya tidak akan membahas mengenai buku beliau, yang akan saya bahas adalah apa makna kalimat di atas.
Sebagai seseorang yang menggemari tumbuh-tumbuhan, ini menjadi sangat menarik. Saya selalu percaya bahwa manusia seperti pohon, yaitu akan bisa bertumbuh apabila dirawat sesuai dengan potensi pohon tersebut. Pohon yang ingin banyak air harus sering disiram, sementara pohon lain yang tidak ingin banyak air, harusnya tidak sering disiram supaya bisa bertumbuh. Itu adalah analogi yang saya gunakan saat saya melakukan proses pelatihan, coaching dan konsultasi. Karena saya percaya seseorang akan bisa bertumbuh dengan menggunakan potensi dalam dirinya.
Kalau dilihat sekilas seolah-olah prinsip yang saya pegang bertolak belakang dengan kata-kata dari mentor saya, tetapi sebenarnya tidak. Arti “Situ Bukan Pohon” adalah seorang manusia bukan seperti pohon yang tidak bisa bergerak. Hanya diam tanpa berbuat apa-apa, dan hanya mau diam. Menunggu di pindahkan oleh seseorang. Seorang manusia yang mempunyai kemampuan berpikir, adalah yang membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya. Manusia dapat berpikir untuk bergerak.
Apabila dihubungkan dengan prinsip saya, maka penggunaan potensi diri seseorang berdasarkan “jenis pohon” yang sesuai, dan apabila sudah menemukan potensi dirinya, maka harus mulai bergerak maju. Terkadang ada seseorang yang sudah menemukan apa potensi dirinya, tetapi hanya diam dan merasa bahwa potensi tersebut sudah diketahui dan tidak perlu di eksplorasi atau digunakan.
Ada beberapa klien yang saat diskusi bersama saya menyatakan “saya sudah mengetahui potensi diri saya, tapi saya merasa tidak cocok untuk digunakan di saat ini”. Mereka lebih suka menyalahkan keadaan, seperti khawatir kalau bergerak, maka nanti tidak mendapatkan apa yang mereka mau, atau keadaan menjadi lebih buruk. Terutama apabila ini dikaitkan dengan karir atau bisnis. Mengeluh mengenai kondisi perusahaan, atasan dan lain-lain, tetapi tetap bertahan di perusahaan tersebut dan menerima gajinya. Alasan yang sering digunakan adalah “mencari pekerjaan susah dan belum tentu mendapatkan gaji atau benefit yang sama”. Seseorang yang terus menerus mengeluh mengenai kondisi perusahaan, atasan dan lain-lain tetapi masih bertahan di perusahaan tersebut maka sebenarnya ada dua kemungkinan, antara sang karyawan suatu hari akan merasa stress atau dia akan membuat orang di sekitarnya stress.
Jadi apakah kita harus bergerak untuk berpindah pekerjaan, walaupun kondisi tidak memungkinkan? Arti bergerak disini bukan selalu berpindah pekerjaan atau atasan. Seseorang selalu mempunyai pilihan dalam hidupnya. Seperti selalu saya tuliskan, semua pilihan mempunyai resiko, hanya tinggal resiko mana yang dapat diterima oleh seseorang. Apabila Anda mempunyai pilihan yang sangat banyak untuk berganti bidang kerja atau area kerja atau bahkan tempat Anda mencari nafkah, Anda tinggal memilih apakah akan bertahan di perusahaan sekarang atau pindah. Tetapi Anda harus ingat, apabila Anda memilih bertahan di perusahaan sekarang, maka semua resiko harus ditanggung dan tidak perlu mengeluh keadaan di perusahaan Anda.
Bagaimana kalau tidak mempunyai “kemewahan” untuk bisa pindah perusahaan? Apakah sebenarnya tetap bisa bergerak? Tentu saja, Anda tetap punya kebebasan untuk memilih bergerak dan tidak menjadi pohon. Bagaimana bergerak dalam kondisi ini? Dibawah ini kiat-kiatnya:
Kekuatan atau Kelebihan
Semua manusia dan hal selalu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Semua perusahaan mempunyai kekuatan atau kelebihan dari perusahaan lain. Semua atasan mempunyai kekuatan atau kelebihan dari atasan lain. Semua lingkungan kerja mempunyai kekuatan atau kelebihan dibandingkan lingkungan kerja lain. Carilah kekuatan dari perusahaan, atasan atau lingkungan kerja yang saat ini Anda berada. Minimal misalnya adalah pendapatan yang diberikan lebih besar dari perusahaan lain, sehingga apabila Anda melamar ke perusahaan lain, Anda tidak akan mendapatkan gaji atau benefit yang sama. Itu artinya perusahaan tersebut menyadari dan menghargai pengalaman dan kontribusi yang Anda berikan kepada perusahaan tersebut.
Saya ingat pernah mempunyai seorang atasan yang selalu memaksa saya untuk melakukan pekerjaan di luar tanggung jawab saya sebagai sekretaris atau admin. Salah satu contohnya, saya harus Menyusun target tahunan dengan menggunakan Analisa penjualan di tahun-tahun sebelumnya, dimana pekerjaan seperti ini tidak ada di dalam job description saya. Awalnya tentu merasa tidak adil, merasa bahwa pekerjaan ini harusnya bukan pada ranah saya. Tetapi sejalan dengan waktu dan terutama saat ini, saat saya menjalani profesi Self-Employed yang notabene adalah menjalankan bisnis sendiri, saya jadi merasakan manfaatnya. Saat saya menjadi Business Partner team Sales saya juga jadi mengerti tentang target, pencapaian dan lain-lain.
Carilah kekuatan atau kelebihan tersebut, maka Anda akan mengerti mengapa Anda perlu bertahan di posisi sekarang.
Kontribusi Anda
Dalam setiap jabatan yang saya jalani selama masa karir saya di korporasi, yang selalu terpikir oleh saya adalah bagaimana saya bisa meninggalkan “legacy” di dalam posisi tersebut. Karena itu bentuk kontribusi kepada perusahaan. Mungkin bagi sebagian orang merasa bahwa gaji yang diterima adalah gaji yang memang sepadan dengan beban kerja Anda. Sebenarnya saat Anda menjalankan beban kerja minimum, maka itu memang sesuai dengan gaji yang Anda terima. Apabila Anda ingin mendapatkan tambahan gaji dalam bentuk kenaikan gaji maupun bonus, maka harusnya seseorang memberikan kontribusi lebih dari sekedar tugas-tugas yang sesuai dengan job description Anda.
Seseorang bisa berinisiatif untuk membuat suasana kerja menjadi lebih nyaman dengan berinisiatif untuk mengusulkan kegiatan tertentu. Apabila usulan ditolak, yang harus di tanamkan dalam pikiran adalah, “minimal Anda sudah berusaha memberikan usulan yang artinya Anda perduli dengan kondisi perusahaan”.
Begitu juga apabila Anda mempunyai seorang atasan yang dirasa kurang memberikan kesempatan team untuk berkembang, maka Anda dapat berinisiatif untuk berdiskusi pada atasan Anda dan memberikan feedback. Beberapa kali hal ini saya lakukan pada atasan saya sejak saya terjun ke dunia kerja. Karena atasan Anda juga seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan, dan kemungkinan beliau tidak menyadarinya. Memberikan feedback yang membangun akan membantu sang atasan untuk dapat melakukan improvement. Dari pengalaman saya bersama lebih dari 10 orang atasan selama saya bekerja di korporasi, termasuk beberapa kali memiliki beberapa atasan sekaligus di satu waktu, para atasan sangat berterima kasih saat diberikan feedback. Tentunya cara pemberian feedback dilakukan dengan proper, seperti mengajak diskusi di ruang tertutup, membuat janji terlebih dahulu dan juga suasana hati beliau tidak dalam kondisi marah, atau juga beliau tidak dalam kondisi sibuk. Sehingga bagi saya mengalami atasan dengan berbagai macam karakter lebih mudah, karena saya jadi bisa berproses bersama para atasan saya.
Dua kiat diatas adalah cara-cara yang bisa digunakan supaya seseorang bisa bergerak dan tidak menjadi pohon yang hanya diam tanpa bergerak walaupun kondisi tidak menyenangkan bagi seseorang.
Soo jadi apakah Anda ingin menjadi pohon atau ingin bergerak?
Ati
Related posts
Meet your Coach & Trainer
"The Best Way to Grow is using Your Own Potential" - Sugiarti Rosbak
Sugiarti, dikenal dengan Mbak Ati atau Bude Ati, memulai karir sebagai Professional Coach, Trainer dan Konsultan sejak 2020. Mengikuti purpose in life yaitu “To Grow the Tree”, Sugiarti melabel program yang ditawarkan dengan “Grow with Ati”. Sugiarti mempercayai bahwa proses membangun talent dan business sama dengan proses menanam pohon. Pohon akan bertumbuh apabila penanganannya tepat sesuai dengan potensi pohonnya. Demikian juga karir dan bisnis seseorang. Fokus Sugiarti adalah pada proses Career & Business Transition berdasarkan pengalaman pribadinya yang bertansisi dari karyawan perusahaan selama 30 tahun dengan membangun karir dan bisnis sebagai seorang freelancer. Pengalaman membantu karyawan bertransisi selama 20 tahun di dunia HR dan pengalaman membangun bisnis ini yang menjadi kekuatannya untuk bisa membantu klien nya dalam sesi-sesi Coaching dan Training yang dilakukan.
Let’s Grow Together with Sugiarti Rosbak
Categories
- Aktivitas (10)
- Business (14)
- Career (21)
- Personal Development (22)
- Talent & Organisation (8)
Social Media