Pada tanggal ini di dua tahun sebelumnya pada tanggal 1 Maret 2020, saya menjalani transformasi dalam karir. Awalnya yang terbayang hanya karir saja, tetapi ternyata itu juga terjadi dalam kehidupan personal, karena dua minggu setelah itu, dimulailah babak baru dalam kehidupan umat manusia terutama di Indonesia. Dan tentunya menjadi bagian dari transformasi kehidupan terutama saya. Bertransformasi karir sebagai seorang karyawan menjadi self-employed tentunya tidak mudah, apalagi di saat yang sama terjadi disrupsi dalam kehidupan. Dalam artikel kali ini saya akan berbagi pengalaman dan tips bagaimana memulai perjalanan sebagai seorang Entrepreneur.

Beberapa orang menganggap bahwa merubah karir sebagai seorang karyawan kemudian bekerja sendiri, itu adalah satu hal yang mudah dan bahkan buat beberapa orang menganggap bahwa kehidupan seorang Freelancer itu lebih mudah dan lebih bahagia karena tidak mempunyai atasan atau perusahaan yang membuat sang karyawan tidak puas. Dalam kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Salah satu yang hal yang harus disadari pertama kali, walaupun tidak mempunyai atasan tetapi seorang Freelancer mempunyai klien yang justru harus diberikan service lebih dari hanya seorang atasan. Karena kunci sukses seorang Freelancer adalah kualitas pelayanan atau service yang diberikan kepada sang klien.

Cerita diatas adalah salah satu sisi yang harus disiapkan secara mental saat terjun menjadi seorang entrepreneur baik sebagai seorang yang Self-Employed ataupun membangun bisnis dengan mempunyai karyawan. Sebagai seseorang yang menjadi bagian dari beberapa organisasi sebagai seorang karyawan selama 30 tahun, tentunya tidak mudah untuk terjun menjadi seorang yang mengelola karir sebagai suatu bisnis. Bagi saya, seseorang yang memutuskan untuk terjun Self-Employed dan tidak menjadi bagian dari suatu organisasi, maka karir yang saya pilih adalah sebenarnya harus di proses sebagai suatu bisnis juga. Dan diperlukan skill-skill baru untuk bisa berproses, karena inilah yang akan membuat seseorang bisa bertahan dalam proses transformasi ini.

Dalam perjalanan saya membangun karir dan bisnis Freelancer ini, saya menemukan bahwa prinsip 4P (Person, Product, Process, People) dalam marketing, yang sebenarnya saya sudah kenal saat masih di dunia korporasi, itu menjadi prinsip yang ampuh dalam berproses selama masa transisi. Prinsip inilah yang membuat saya bisa bertahan dan berproses lebih lanjut saat membangun satu bisnis, terutama setelah saya mengikuti sesi Business Coaching dari Coaching Indonesia. Dibawah ini adalah bagan yang saya adopsi dari prinsip 4P tersebut:

Bagan diatas menjadi sesuatu yang menjadi pedoman bagi saya dan ini juga yang bisa digunakan oleh Anda yang sedang berpikir untuk menjadi seorang Entrepreneur atau yang sudah memulainya. Saya akan menjelaskan satu persatu bagian dari bagan tersebut.

Mulai dari DIRI

“Diri” disini adalah diri sang pemilik bisnis, atau dalam hal saya diri sang Freelancer. Mengapa penting dimulai dari diri sendiri. Saat seseorang membangun bisnis, maka sang pebisnis harus sadar mengapa dia ingin membangun bisnis. Dari beberapa sesi saya, saat saya tanyakan hal ini, beberapa orang sering menjawab tentunya untuk mempunyai pendapatan, baik pendapatan tambahan atau pendapatan utama. Dan saya pasti menjawab bahwa, tentu itu menjadi keharusan untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis tersebut yang bisa menjadi pendapatan. Tetapi kalau hanya sekedar pendapatan, maka apabila menemukan tantangan dalam menjalan bisnis (dan tantangan itu pasti ada), beberapa orang merasa tidak ingin meneruskan bisnis tersebut. Mungkin Anda sering mendengar atau melihat orang yang gagal berbisnis dan akhirnya menyatakan “saya tidak cocok berbisnis” atau “saya tidak berbakat untuk bisnis”. Tetapi di sisi lain ada orang lain yang terus mencoba dan akhirnya bisa berhasil mengembangkan bisnisnya, dan pendapat sebagian besar orang adalah “oh, dia memang punya mental pebisnis” atau “dia memang berbakat berbisnis”.

Sebenarnya menjalankan satu bisnis itu dapat dipelajari, tetapi yang lebih penting adalah mindset yang harus dibentuk adalah mindset seorang pebisnis. Menjadi pebisnis maka harus dimulai dengan menentukan apa yang ingin dicapai atau GOAL dari bisnis yang dibangun ini dan itu melebihi hanya dari sekedar mencari pendapatan. Tetapi bagaimana bisnis yang dibangun ini akan berdampak kepada diri sendiri dan orang lain. Prinsip ini dipakai bukan hanya bagi Anda pebisnis yang mempunyai karyawan tetapi juga sebagai seorang Self-Employed. Dengan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, maka apabila menghadapi tantangan, seorang pebisnis akan lebih mudah untuk menghadapinya karena fokusnya bukan hanya kepada tantangan, tapi bagaimana merubah tantangan menjadi peluang.

Bagaimana cara menentukan tujuan tersebut? Anda bisa bertanya kepada diri sendiri 3 pertanyaan dibawah ini:

  • Apa yang membuat SAYA ingin terjun ke bisnis ini?
  • Gambaran apa yang ada di dalam pikiran SAYA, kondisi bisnis ini 5 tahun dari sekarang?
  • Bagaimana dampak dari bisnis SAYA ini kepada orang lain terutama orang di sekitar saya?

Saat Anda sudah bisa menjawab ketiga pertanyaan diatas yang tidak berhubungan dengan pendapatan atau uang maka minimal Anda sudah mempunyai satu langkah maju untuk bisa berproses menentukan tujuan. Tentunya Anda juga bisa ditemani oleh seorang Career Coach atau Business Coach untuk bisa berproses lebih lanjut.

Produk atau Jasa yang dipilih

Memilih jenis produk atau jasa yang akan menjadi bisnis Anda tentunya harus mempunyai proses refleksi juga. Bagi beberapa orang yang pernah saya temui dalam sesi saya, menyatakan bahwa jenis produk atau jasa yang dipilih adalah hanya sekedar karena melihat kesuksesan orang lain. Tetapi dia lupa bahwa yang dilihat adalah kesuksesan dan bukan proses orang tersebut membangun bisnisnya. Pebisnis-pebisnis sukses selalu mempunyai proses di awal, dan kenalilah mengapa produk atau jasa yang Anda pilih ini mempunyai makna bagi Anda, karena saat Anda mempunyai keterikatan secara emosional dari produk atau jasa ini, maka bagi Anda lebih mudah untuk mengelola nya walaupun dalam kondisi sulit.

Saat saya memilih untuk terjun ke dunia Freelancer sebagai seorang Trainer, Coach & Consultant, saya mengerti mengapa yang saya pilih dunia ini, dan juga jenis produk apa yang saya pilih, karena itu menjadi modal saya untuk bisa terus berproses dan belajar. Dunia terus berubah dan begitu juga profesi dan pengetahuan. Sebagai seorang pebisnis, harus terus menerus update pengetahuan terhadap bisnis yang dijalankan, untuk bisa bertahan diantara persaingan-persaingan yang cukup ketat.

Sadari Proses

Dalam menjalankan bisnis tentunya ada proses yang harus dijalankan, apapun jenis bisnisnya. Contoh dalam profesi saya, proses menawarkan jasa, berdiskusi dengan klien, mempersiapkan materi, mempersiapkan pelaporan, pengelolaan keuangan, menjadi sesuatu yang menjadi bagian dari profesi ini. Sehingga saat saya terjun, saya bisa berproses untuk mempersiapkan, contoh mempersiapkan presentasi untuk menawarkan jasa, menentukan harga dan lain-lain.

Ada beberapa orang yang terjun ke dunia bisnis yang terlihat oleh mereka hanyalah pendapatan saja. Saat menyadari bahwa ada proses yang harus dilalui dan membutuhkan waktu, tenaga, pikiran dan lain-lain, mereka mulai merasa frustasi. Tips yang sering saya berikan adalah buatlah peta proses bagi setiap bisnis yang dijalankan. Membuat peta proses ini akan membantu seseorang untuk antisipasi dan bahkan akan berguna saat berhadapan dengan sang klien untuk menentukan harga ataupun menyanggupi kapan pekerjaan tersebut dapat selesai.

Memanfaatkan Sumber Daya

Bagian terakhir dari cycle prinsip 4P tersebut adalah memanfaatkan Sumber Daya. Sumber Daya disini bisa berbagai macam, dari vendor, partner, keluarga dan lain-lain. Seseorang tidak dapat bekerja sendiri, bahkan seorang Freelancer sekalipun. Sebagai seorang Freelancer saya banyak memanfaatkan teknologi dan kolaborasi, karena saya sadar bahwa saya bukan seorang Superwoman. Tentunya saya juga memanfaatkan keluarga dan teman-teman di sekitar saya, karena itu adalah sumber daya utama yang diperlukan.

Memanfaatkan sumber daya di sekeliling akan membuat seorang pebisnis dapat menentukan fokus dan prioritas, sehingga dapat mengembangkan bisnis yang dijalankan. Apabila Anda merekrut seorang karyawan, maka sadarilah saat Anda memberikan gaji maka itu adalah bentuk apresiasi Anda terhadap kontribusi yang diberikan oleh sang karyawan untuk membantu Anda mengembangkan bisnis. Jadi pastikan bahwa karyawan yang Anda pilih adalah orang yang kompeten sesuai dengan visi dan misi yang Anda bangun untuk bisnis Anda. Kalaupun Anda ingin membantu seseorang misal keluarga atau rekan Anda dengan merekrut mereka, pastikan bahwa memang profil nya memang cocok dengan profil yang Anda butuhkan, tentunya dengan proses belajar yang harus menjadi bagian dari kehidupan berorganisasi.

4 prinsip diatas adalah prinsip-prinsip yang saya jalankan saat mulai membangun karir dan bisnis sebagai seorang Freelancer, dan menjadi pedoman saya saat melakukan refleksi dari setiap langkah yang saya lakukan. Prinsip-prinsip ini bisa digunakan oleh Anda juga apabila Anda ingin mengembangkan bisnis atau bahkan merubah karir.

Fokus utama nya adalah dimulai dari DIRI SENDIRI dahulu yang lebih mengerti apa yang sebenarnya menjadi tujuan Anda membangun satu bisnis. Karena apabila Anda sebagai seorang pimpinan bagi diri sendiri atau orang lain, belum mempunyai tujuannya, maka bagaimana Anda bisa mengajak orang lain berjalan bersama Anda, ibarat Anda menyetir mobil tapi hanya muter-muter di jalan tol dalam kota karena tidak punya tujuannya. Tentukan tujuan nya, temukan “WHY” nya maka Anda akan lebih mudah untuk melangkah maju.