Dalam kehidupan seorang manusia, maka selalu ada masa seseorang mengalami transformasi. Transformasi nya dapat berupa sesuatu yang memang alami ataupun sesuatu yang disadari untuk berubah. Dan tidak selalu transformasi kehidupan itu di lalui dengan mudah oleh seseorang. Dalam artikel ini saya akan sedikit membahas apa sebenarnya transformasi disetiap fase kehidupan dan bagaimana seseorang bisa menyikapinya.

Dalam beberapa sesi saya, saya membagi kehidupan seseorang dalam 4 fase yang berujung kepada selalu adalah belajar kehidupan. Karena saya percaya manusia belajar sepanjang hidupnya. Manusia akan berhenti belajar saat otak sudah tidak bisa berpikir lagi. 4 fase tersebut adalah:

  1. Belajar Dasar Hidup

Ini adalah fase seseorang belajar hal-hal dasar untuk bertahan hidup. Seperti belajar makan, minum, berbicara, berjalan, berlari dan lain-lain. Kalau dalam diagram Maslow seperti yang pernah saya ulas dalam tulisan terdahulu, ini adalah fase dimana memenuhi kebutuhan fisiologis seseorang yang merupakan kebutuhan dasar seseorang untuk bisa bertahan hidup tanpa perlu belajar hal lain. Dalam fase ini sebenarnya sudah mulai terjadi proses transformasi yaitu transformasi untuk bisa berjalan dan berbicara. Hal ini tidak disadari oleh seseorang karena yang menyadari proses transformasi ini adalah orang tua dan keluarga nya. Ini menjadi momen haru bagi para orang tua untuk melihat anaknya berbicara dan berjalan pertama kali, karena itu proses transformasi pertama.

  • Belajar Bekal Memasuki Kehidupan

Ini adalah fase transformasi dari kehidupan seorang anak untuk memasuki dunia sekolah. Fase transformasi dari bergaul hanya dengan orang yang di sekitar nya seperti keluarga menjadi bergaul dengan banyak orang yang tidak dikenal awalnya yaitu guru dan teman-teman sekolahnya. Kalau di fase sebelumnya yang mendampingi sang anak untuk belajar kehidupan hanyalah orang tua dan keluarga di lingkungan rumah, maka di fase ini ada seorang guru yang mendampingi mereka untuk belajar bekal memasuki kehidupan. Transformasi ini menjadi fase yang berbeda-beda disikapi oleh sang anak. Ada yang bisa langsung merasa nyaman dan ada yang merasa masih kurang nyaman.

Hal ini menunjukkan bahwa transformasi tidak selalu membuat seseorang merasa nyaman, karena mereka perlu adaptasi. Adaptasi dengan rutinitas, seperti bangun lebih pagi (apabila sekolah sudah pembelajaran tatap muka), berinteraksi dengan orang lain, proses belajar di sekolah dan di rumah.

Jenjang sekolah yang dilalui sampai SMU atau kelas 12 menjadi satu proses transformasi yang panjang terutama dalam hal pengetahuan, dan juga berproses dengan jenis-jenis interaksi yang berbeda. Proses transformasi untuk memilih sekolah yang di awal ditentukan oleh orang tua, tetapi makin tinggi jenjang pendidikan, mulai bergeser menjadi bagian dari tanggung jawab sang anak untuk memilih.

Saat memasuki dunia kuliah, transformasi bentuk tanggung jawab makin berubah, karena saat menentukan jurusan kuliah, menjadi fase transformasi yang tidak mudah bagi beberapa orang. Pada fase ini, seseorang bisa saja memilih jurusan kuliah dari berbagai macam sudut pandang. Tetapi ini menjadi proses yang menyulitkan bagi beberapa orang, terutama apabila mempunyai keterbatasan pilihan seperti kota, kemampuan biaya dan lain-lain. Di fase ini, para calon mahasiswa melakukan transformasi diri dengan proses belajar yang berbeda dari masih di bangku sekolah. Dari proses belajar yang diawasi oleh para guru menjadi proses belajar yang lebih mandiri.

Mengapa sekolah dan kuliah masuk ke dalam fase belajar bekal memasuki kehidupan? Karena sebenarnya ini masih proses belajar supaya nanti siap saat memasuki dunia kerja yang notabene adalah satu fase lagi dalam dunia kehidupan.

  • Belajar Kehidupan

Fase ini adalah fase dimana seseorang mulai masuk ke dalam dunia non sekolah. Bahkan apabila seseorang saat masih kuliah sudah mulai mencari penghasilan, dia sudah memulai masuk ke fase ini. Mengapa fase ini menjadi berbeda? Karena inilah yang sebenarnya kehidupan bagi seorang manusia. Fase dimana tanggung jawab bukan hanya bagi diri sendiri tetapi fase apa yang dilakukan sudah akan berpengaruh kepada orang lain.

Saat seseorang memasuki dunia kerja, maka bukan hanya diri sendiri yang harus di pertimbangkan tetapi keluarga, team bahkan perusahaan tempat bekerja menjadi tanggung jawabnya. Terjun ke dunia kerja baik sebagai karyawan atau pun pebisnis mempunyai proses transformasi. Dari beberapa sesi yang pernah saya lakukan pada para fresh graduate transformasi pertama yang terjadi adalah menentukan “Mau Apa setelah Kuliah” saja menjadi satu proses tersendiri. Mau bekerja di satu perusahaan pun, memilih jenis usaha atau perusahaan seperti apa adalah proses transformasi dalam diri seseorang. Apakah mau bekerja di perusahaan atau bisnis sendiri sudah menjadi satu proses transformasi yang berbeda lagi.

Di fase ini terkadang juga mempunyai pengaruh-pengaruh lingkungan yang terjadi. Saat membangun usaha dan tidak bekerja di kantor, bagi sebagian masyarakat dianggap adalah “tidak bekerja” padahal membangun usaha itu membutuhkan satu proses tersendiri. Sebagian masyarakat atau lingkungan masih melihat bekerja itu adalah bekerja mempunyai kantor. Ada salah satu klien saya yang sedang memiliki kegalauan untuk berhenti bekerja dan membangun usahanya. Kegalauannya dipicu oleh “malu tidak yach, karena saya tidak bekerja lagi di kantor, jadi tidak setiap hari berangkat kerja”.

Di fase ini lingkungan terkadang memberikan peran besar bagi keputusan seseorang baik dari sisi karir maupun kehidupan. Dalam kehidupan pribadi dimulai dari mencari pasangan, menikah dan mempunyai anak membuat proses transformasi juga jadi berbeda dalam kehidupan seseorang. Memutuskan memilih pasangan dan menikah adalah proses transformasi bagi seseorang karena menyadari bahwa pasangan ini akan menjadi seseorang yang bisa mendampingi dalam kehidupan selanjutnya. Dan dalam masyarakat Indonesia, menikah berarti menyatukan dua keluarga, ini pun menjadi satu proses transformasi untuk bisa beradaptasi dengan keluarga yang mungkin memiliki budaya berbeda.

Fase belajar kehidupan ini adalah fase panjang dan juga paling banyak proses transformasi di dalamnya. Dan mengapa saya menyebutnya fase belajar kehidupan, karena inilah sebenarnya keputusan apapun yang dibuat hari ini akan menentukan kehidupan seseorang di masa mendatang. Belajar kehidupan disini adalah self-learning, tidak ada sekolahnya, karena bisa berbeda-beda perjalanan kehidupan seseorang. Disini “learning by doing” dan “trial & eror” menjadi sesuatu yang harus dilakukan berbeda oleh setiap orang. Proses adaptasi terhadap transformasi di fase ini menunjukkan bagaimana tingkat kedewasaan seseorang. Kemauan belajar terus menerus menjadi satu hal yang harus ditanamkan di dalam fase ini.

Bagi sebagian orang sering merasa bahwa kalau sudah bekerja tetap sudah cukup, tetapi sejalan dengan waktu keinginan untuk menaiki jenjang karir atau mendapatkan penghasilan yang lebih atau bahkan ingin bisa bekerja sesuai dengan value diri menjadi pemicu untuk bergerak maju. Seseorang yang dapat sukses pada fase ini didominasi oleh orang-orang yang ingin terus belajar dan tidak berpuas diri pada pengetahuan yang sudah di dapat pada masa ini.

Pandemi ini merupakan proses transformasi dalam fase ini, karena kebanyakan orang “dipaksa” untuk bisa bertahan hidup. Dari hirarki diagram Maslow yang mungkin tadinya sudah diposisi yang lebih tinggi dari hanya sekedar area kebutuhan fisiologis saat ini harus turun ke area kebutuhan fisiologis kembali. Tentunya proses adaptasinya juga membutuhkan kemampuan dan kemauan besar untuk berkembang dan melihat peluang-peluang baru. Akan lebih sulit bagi seseorang yang pernah merasakan “kenikmatan” dan “kebebasan dari rasa takut atau khawatir” untuk menduduki posisi harus khawatir pada kebutuhan dasar seperti mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan makan.

Dibandingkan dengan saat awal cerita saya diatas bagaimana seseorang berproses trasnformasi untuk fase berikutnya akan lebih mudah karena fase berikutnya belum pernah dialami. Sementara pandemi ini memaksa sebagian orang untuk kembali ke fase sebelumnya yang pernah dialami seperti kembali ke fase kebutuhan fisiologis. Orang-orang yang bisa bertahan dan bertransformasi diri di fase ini adalah orang-orang dengan kemampuan:

  • Move on. Daripada hanya membayangkan “seandainya pandemi tidak terjadi” lebih baik berpikir apa yang dapat dilakukan saat ini dan nanti saat pandemi sudah berlalu.
  • Mencari peluang. Daripada hanya berpikir sumber pendapatan hanya satu saja misal bekerja sebagai karyawan, carilah peluang apa yang bisa dikerjakan saat ini. Dunia digital membuka peluang yang sangat luas.
  • Membangun “investasi diri” yang berupa “ilmu pengetahuan” untuk bisa memanfaatkan peluang yang ada.

Fase belajar kehidupan ini adalah fase yang akan mengantar seseorang ke fase “menikmati hidup”

  • Belajar Menikmati Hidup

Fase ini biasanya saya bagikan saat saya membawakan sesi persiapan pensiun. Mengapa menikmati hidup perlu dipelajari? Apabila Anda seseorang yang pensiun setelah lama bekerja, maka sering sekali Anda merasa jenuh atau bahkan tertekan karena fase ini bukan hal mudah yang dapat di lalui. Bagi seseorang yang terbiasa bekerja lebih dari setengah usianya, akan berproses transformasi dari seseorang yang memiliki komunitas yang berbeda antara kantor dan rumah menjadi hanya memiliki komunitas di rumah saja.

Dari seseorang yang mandiri, saat bekerja dengan dapat berbelanja menggunakan uang milik sendiri, pada satu titik tertentu, mungkin harus bergantung pada seseorang. Dari rutinitas mengerjakan pekerjaan kantor setiap hari, walaupun di rumah saja, mendadak Anda memiliki cukup banyak waktu yang Anda sendiri bingung mau mengerjakan apa. Di fase ini pula, saat usia sudah bertambah, terkadang harus bergantung pada orang lain karena kesulitan untuk bergerak dan berjalan.

Saat seseorang berada di fase ini, proses transformasi yang dapat dilalui adalah Sadari dan Nikmati. Sadari bahwa memang ini fase yang akan dilalui oleh banyak orang dan menikmati proses nya dengan bersyukur bahwa Anda pernah berada di fase belajar kehidupan. Anda bisa berbagi ilmu bersama orang-orang yang masih ada di fase-fase sebelumnya. Ilmu yang dibagikan adalah bagaimana Anda melalui setiap fase dalam kehidupan Anda.

Dari 4 fase kehidupan di atas sebenarnya terllihat bahwa seorang manusia selalu mengalami proses transformasi dalam setiap fase kehidupannya. Yang menjadi kuncinya adalah bagaimana seseorang bisa beradaptasi pada proses transformasi kehidupannya terutama apabila transformasi ini bukan merupakan pilihan hidupnya tetapi alami atau akibat dari lingkungan yang mempengaruhinya.

Dan apabila Anda membutuhkan seseorang untuk bisa berproses dalam transformasi kehidupan Anda, maka seorang Professional Coach bisa mendampingi Anda berproses.

Yuukss coba Anda renungkan, proses transformasi apa saja yang pernah Anda lalui dalam kehidupan Anda??